LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pasar hewan di Kabupaten Lamongan ditutup guna memutus penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kambing, kerbau, domba, dan babi. Ini dilakukan usai ditemukannya kasus pada 4 kabupaten di Jawa Timur berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 5 Mei, yakni Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Lamongan.
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa asal usul virus tersebut ialah dari impor ilegal kambing/domba dari negara yang belum bebas PMK. Ia mengungkapkan hal itu saat melakukan kunjungan kerja didampingi Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani, di Kabupaten Lamongan, Minggu (8/5/2022).
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Khofifah memaparkan, pemerintah provinsi dan daerah yang terjangkit telah dan sedang melakukan koordinasi bersama dirjen peternakan dan kesehatan hewan, pusvetma (pusat veteriner farma), dan BBVET (Balai Besar Veteriner), serta melakukan tindakan pada hewan yang terkonfirmasi PMK dengan memberikan suntikan obat-obatan berupa analgesik, antibiotik, dan vitamin.
"Pendekatannya relatif agak mirip dengan pengendalian Covid-19, sehingga yang ditemukan positif PMK maka harus diisolasi. Ternak dari daerah yang terkonfirmasi PMK jangan keluar, dan yang di luar jangan masuk, sambil proses pengobatan berlangsung," ujarnya.
Ia menambahkan, proses penyebaran virus PMK dapat melalui angin, karbon, dan radius angin memungkinkan penyebarannya bisa cepat, turut berkaitannya dengan lendir, yang mana berpotensi 1 kandang tertular. Oleh karena itu, Khofifah menghimbau agar pasar hewan untuk sementara ditutup.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
"Dari proses kemarin dan hari ini kita lihat setelah dua kali suntik relatif sudah mulai ada proses pemulihan, maka kita berharap nanti 3 hari lagi akan ada proses penyuntikan kembali baik analgesik, antibiotik, maupun vitamin, mudah-mudahan setelah itu sudah langsung membaik," tuturnya..
Terkait vaksin virus yang pernah digunakan pada tahun 1986, Pemprov Jatim telah melakukan pengajuan penetapan status outbreak (wabah) pada 4 kabupaten agar dapat mengajukan permintaan vaksin melalui OIE.
Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyatakan kasus ini berawal dari deteksi sapi di Dusun Pilanganom, Desa Balungwangi, Kecamatan Tikung. Gejala muncul pada sapi yang baru dibeli yang nampak hipersalivasi, nafsu makan turun, panting, dan suhu tubuh agak demam.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Ia menyebut, pelacakan dan pengujian telah dilakukan oleh tim dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan hingga 6 Mei dan diperoleh hasil 4 dari 27 kecamatan di Lamongan terserang suspect PMK, yakni Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, dan Turi.
Total populasi yang terjangkit di Kabupaten Lamongan yakni 215 ekor dari 23 peternak. Selain itu, edukasi dilakukan pada peternak untuk menahan ternak yang sakit untuk tidak dijual, melakukan pengobatan simtomatik dan supportif pada kasus, serta melakukan kerjasama lintas sektoral.
"Sementara pasar hewan dilakukan penutupan, ini kita maksudkan untuk menghindari penularan yang lebih besar lagi di Lamongan. Mencegah masuknya ternak baru dan keluarnya ternak yang sakit, saya harap masyarakat tetap tenang dan tidak panic selling, InsyaAllah semua akan baik-baik saja," urai Yuhronur. (qom/mar)
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News