SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tokoh NU, Dr Muhammad AS Hikam, mengaku mendapat pertanyaan terkait acara PWNU Jawa Timur yang menggelar haul Gus Dur dan Gus Im serta seminar anti korupsi. Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi pada Kabinet Persatuan Nasional Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengelompokkan pertanyaan itu pada tiga poin:
“1. Kok acara PWNU Jatim semalam tidak dihadiri wakil atau wakil2 dari PBNU? Apakah tidak diundang atau karena temanya soal antikorupsi sehingga ada yg sensi?
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
2. Mengapa PWNU Jatim memilih tema antikorupsi dalam rangka memeringati Haul Duo Gus tsb?
3. PWNU DKI yang justru hadir. PWNU DKI ini kan termasuk yg sejak awal kritis terkait kasus mantan Bendum PBNU?,” tulis intelektual NU yang bernama lengkap Muhammad Atho’illah Shohibul Hikam itu di WA group para kiai NU, pejabat NU, aktivis NU, pengurus NU, yang kini beredar luas di media sosial, terutama di grup WA para kiai dan kader NU.
Apa jawaban AS Hikam? “Jawaban saya: Wallahua'lam. Silakan dijawab oleh para GNUers,” pungkas AS Hikam.
Baca Juga: Resepsi Hari Santri Nasional 2024, PCNU Tuban Sukses Gelar Haul Masyayikh dan PCNU Award 2024
Seperti diberitakan, PWNU Jatim memperingati haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-12 dan KH Hasyim Wahid (Gus Im) ke-2. Dalam acara haul dua cucu pendiri NU, Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari itu, PWNU Jatim juga menggelar Seminar Anti Korupsi. Acara itu digelar di Ball Room Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, kantor PWNU Jawa Timur, Kamis (11/8/2022) malam.
Yang menarik, sikap anti korupsi itu tak hanya diseminarkan tapi juga disertai Deklarasi Anti Korupsi. Deklarasi itu dibacakan dan ditanda tangani langsung oleh KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jatim, PCNU se-Jatim, serta lembaga dan banom di bawah PWNU Jatim.
Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdussalam Shohib (Gus Salam), mengatakan bahwa deklarasi ini akan menjadi kenyataan jika semua elemen dapat menyadarkan diri dan kelompoknya.
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya
“Apa yang dideklarasikan ini bukan sebuah impian asalkan kita semua PWNU, PCNU dan MWCNU mampu menyadarkan diri dan pasukan kita bahwa sudah waktunya membersihkan proses Konferwil ini dari money politic. Asalkan punya kemauan yang sama," tegas Salam Salam dikutip Jatim.nu.or.id, Kamis (11/8/2022)
Sebelumnya, Gus Salam juga mengungkapkan bahwa seminar anti korupsi merupakan bentuk pengawalan terhadap Konferensi Wilayah (Konferwil) PWNU Jawa Timur yang berintegritas, bersih dan jujur.
“Ini outputnya pada Konferwil. Sehingga Konferwil NU ke depan harus transparan, akuntabel, dan bebas dari politik uang. Termasuk jika NU mendapatkan hibah ini nanti kita audit dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” tegas Gus Salam.
Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali
Sikap senada disampaikan Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Jawa Timur, Listyo Santoso. Ia mengatakan bahwa acara itu bertujuan untuk meneladani kehidupan dua gus itu yang penuh dengan kesederhanaan, kejujuran dan integritas.
“Dua gus itu adalah sosok teladan dalam pengelolaan menjadi orang NU. Secara geneologis Gus Dur dan Gus Im adalah cucu dari ulama besar yaitu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Bahkan populer dalam lingkup nasional tapi hidupnya sederhana. Itu harus menjadi nilai yang diwariskan secara terus menerus kepada generasi yang mengelola NU ke depan yaitu kesederhanaan, keberanian dan kejujuran,” kata Listyo Santoso, Rabu (10/08/2022).
Menurut dia, diangkatnya tema anti korupsi karena dua gus ini merupakan sosok yang bersih. Bahkan Gus Dur diturunkan dari jabatan Presiden RI dengan stigma terlibat menyelewengkan dana Bulog dan Brunei Darussalam tapi tidak pernah terbukti di pengadilan.
Baca Juga: Tembakan Gus Yahya pada Cak Imin Mengenai Ruang Kosong
“Kehidupan yang begitu sederhana itu tidak mencerminkan haus jabatan dan harta. Sehingga menjadi inspirasi bahwa gerakan NU ke depan sebagai gerakan sipil harus punya komitmen betul kepada anti korupsi,” katanya.
Menurut dia, kalau NU punya komitmen moral seperti itu, sebagai organisasi massa berbasis agama, otomatis menjadi representasi moralitas keagamaan menjadi bagian penting dalam menyelenggarakan aktivitas organisasi yaitu harus menjauhi sesuatu yang haram dalam konteks ini korupsi. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News