Bedah Buku Kiai Asep di Dua Tempat di Jabar, Kiai Imam Jazuli Banyak Terinspirasi Amanatul Ummah

Bedah Buku Kiai Asep di Dua Tempat di Jabar, Kiai Imam Jazuli Banyak Terinspirasi Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan KH Imam Jazuli, LC, MH, Bupati Cirebon Imron Rosyadi dan Ketua PCNU Cirebon KH Aziz Hakim Syaerozie dalam acara bedah buku "Kiai Miliarder Tapi Dermawan" karya M Mas'ud Adnan di Aula Pondok Pesantren BIMA Cirebon Jawa Barat, Kamis (15/8/2022). Foto: bangsaonline.com

CIREBON, BANGSAONLINE.com – Dalam satu hari buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan dibedah di dua tempat di Jawa Barat. Yaitu di Pondok Pesantren Amanatul Ummah 02 Leuwimunding dan Pondok Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) .

Buku yang membahas tentang perjuangan dan success story Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, itu digelar Pengurus Cabang (PC) Pesatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Jawa Barat.

Kiai Asep Saifuddin Chalim hadir pada dua event yang dihadiri ratusan kiai, habaib, pengurus NU, tokoh masyarakat, para pengurus Pergunu dan Banom NU yang lain, terutama Muslimat NU. Kiai Asep didampingi Dr Eng Fadli, Wakil Rektor Institut Pesantren KH Abdul Chalim, Ketua PW Pergunu Jawa Barat Dr Saepulloh dan penulis buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, M Mas'ud Adnan.

Di Pesantren Amanatul Ummah 02 Leuwimunding bedah buku setebal 424 itu digelar pada pagi hari. Sedang di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) dibedah pada siang hari hingga pukul 5 sore.

Hadir Bupati Imron Rosyadi dan Ketua PCNU KH Aziz Hakim Syaerozie. Dua tokoh itu sama-sama memberikan pidato sambutan. Mereka menyambut positif hadirnya buku Kiai Miliarder Tap Dermawan itu. Alasannya, figur Kiai Asep perlu diketahui publik karena bisa menjadi teladan bagi masyarakat.

Bahkan KH Imam Jazuli, LC, MA, Pengasuh Pondok Pesantren BIMA, yang menjadi keynote speaker, mengatakan bahwa buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan itu menjadi literatur sangat penting. Ia memuji tradisi warga NU di Jawa Timur yang terbiasa melahirkan tradisi literasi seperti buku yang membahas Kiai Asep itu. Menurut dia, publik langsung bisa mengetahui tokoh-tokoh NU. Apalagi Kiai Asep putra pendiri Nahdlatul Ulama, KH Abdul Chalim.

(Para pengurus Pergunu saat mengikuti bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah 02 Leuwimunding Jawa Barat, Kamis (15/9/2022). Foto: bangsaonline.com)

Kiai Imam Jazuli mengaku sangat takjub terhadap Kiai Asep. "Beliau ini alim, ahli ibadah," kata kiai muda yang selalu pakai kaos putih itu.

Kiai Imam Jazuli menilai Kiai Asep Saifuddin Chalim, MA, merupakan tokoh yang berani melawan arus. Ia memberi contoh fatwa Kiai Asep tentang pemilihan Gubernur Jawa Timur. Saat itu Kiai Asep mengeluarkan fatwa bahwa memilih Khofifah Indar Parawansa fardlu ain.

“Fatwa Kiai Asep itu sangat menggetarkan, terutama (bagi) kiai-kiai PWNU Jawa Timur,” kata Kiai Imam Jazuli saat menjadi keynote speaker bedah buku itu di Aula Pondok Pesantren BIMA 2 Jawa Barat, Kamis (15/9/2022).

Menurut dia, kalau ingin sukses memang harus berani melawan arus. Buktinya, Kiai Asep menang dalam Pilgub Jawa Timur.

Kiai Imam Jazuli juga mengaku banyak terinspirasi Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur. Kiai muda alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dan Universitas Al Azhar Mesir itu bahkan mengirim para ustadznya untuk melakukan studi banding ke Amanatul Ummah untuk pengembangan pesantren yang diasuhnya.

“Saya ini wali santri (Amanatul Ummah),” kata Kiai Imam Jazuli. Salah satu putrinya memang mondok di Amanatul Ummah.

Menurut dia, meski Amanatul Ummah bertaraf internasional tapi tidak hanya mencetak santri berprestasi dalam ilmu pengetahuan. Tapi juga membangun pondasi spiritualitas dan religiusitas.

“Sebelum masuk ke ruang kelas, semua santri Amanatul Ummah istighatsah. Dan semua santri salat malam 12 rakaat (tiap malam). Yang lebih hebat lagi, yang mimpin salat malam itu Kiai Asep sendiri,” kata Kiai Imam Jazuli.

Kiai Imam Jazuli mengaku sempat mempraktikkan salat malam 12 rakaat itu pada santri BIMA yang dipimpinnya, sebagai hasil dari studi banding ke Amanatul Ummah. Tapi hanya bertahan satu minggu.

“Setelah satu minggu, ustadznya menemui saya. Ustadznya bilang sangat berat. Jadi malah ustadznya yang bilang berat,” kata Kiai Imam sembari tertawa.

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (nomor tiga dari kiri), KH Imam Jazuli, LC, MH, (nomor dua dari kanan), Bupati Imron Rosyadi (pakai baju dinas) dan Ketua PCNU KH Aziz Hakim Syaerozie (paling kanan) dalam acara bedah buku "Kiai Miliarder Tapi Dermawan" karya M Mas'ud Adnan di Aula Pondok Pesantren BIMA Jawa Barat, Kamis (15/8/2022). Foto: bangsaonline.com)

Kiai Imam lalu mengecek atau bertanya kepada para santrinya. Ternyata para santrinya juga mengaku sangat berat.

Maka Kiai Imam ambil kebijakan: hanya mewajibkan santri salat malam 2 rakaat. Tapi mereka wajib puasa sunnah sebagai pengganti tirakat atau riyadlah salat malam.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO