TUBAN, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 20 sopir mengamuk dan mendemo kantor garasi dump truk milik PT Trindo Mas yang berada di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Senin (4/5).
Para sopir nekat mendemo perusahaan asal Surabaya tersebut lantaran gajinya kerap dipangkas. Bahkan, sejak beroperasi sekitar 6 bulan yang lalu gajinya pun tidak pernah dinaikkan. Padahal semestinya ada kenaikan gaji, karena mengingat harga bahan bakar atau solar terus mengalami kenaikan.
Baca Juga: May Day, Ribuan Buruh Asal Sidoarjo Bergerak ke Surabaya, Ini Tuntutannya
“Uang gaji dan uang saku kami untuk beli solar seharusnya naik, tapi aneh kok malah sering dipangkas,” ungkap korlap demo, Salikun (36) ketika dikonfirmasi BANGSAONLINE.com
Menurutnya, tidak hanya gaji yang kerap dipangkas, namun sopir juga terus diancam akan dipecat apabila tidak menuruti kemauan perusahaan. Selain itu, perusahaan tersebut juga tidak pernah mengajak koordinasi kepada para sopir terkait gaji atau uang saku setiap mengantar muatan ke luar kota.
“Soal gaji atau uang saku untuk solar, kami tidak pernah diajak rembukan oleh perusahaan. Semakin lama gajinya semakin sedikit dan tidak sesuai dengan perhitungan kami,” terangnya.
Baca Juga: May Day Situbondo, Ini 5 Tuntutan Buruh yang Anggap Pemkab Tak Efektif
Terpisah, Ruslan (45) sopir lain warga Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar menyatakan sama dengan pendemo yang lain.
Ia meminta, agar garasi milik PT Trindo Mas yang berada di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar ditutup. Pasalnya, ketika diselidiki ternyata penempatan garasi tersebut tidak memiliki ijin, baik dari kepala desa, camat Bancar, maupun Dinas sosial dan tenaga kerja Tuban.
“Kalau tidak ada ihtikad baik dari perusahaan, kami meminta garasi ini ditutup. Kami pun siap mundur,” katanya.
Baca Juga: Demo Buruh Bikin Macet Jl Embong Malang dan Tugu Pahlawan, Kasatlantas Turun Tangan
Sementara itu, Kepala Desa Sukolilo, Arif Nugraha ketika dikonfirmasi menyatakan, penempatan garasi mobil dump truk milik PT Trindo Mas tersebut sejak berdiri sekitar 6 bulan yang lalu hingga sampai saat ini memang belum ada ijinnya. Padahal semestinya pemiliknya harus ijin terdahulu sebelum menempati tempat tersebut. Karena garasi tersebut telah memiliki banyak puluhan armada.
“Seharusnya ya ijin dahulu, tapi sejak berdiri sampai sekarang belum ada ijinya. Ketemu dengan pemiliknya pun tidak pernah,” akunya. (wan/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News