Songsong Era Dobel Disrupsi, Gubernur Khofifah Ajak Seluruh Jajaran Pemprov Jatim Adaptif-Produktif

Songsong Era Dobel Disrupsi, Gubernur Khofifah Ajak Seluruh Jajaran Pemprov Jatim Adaptif-Produktif Gubernur Khofifah usai mengikuti Refreshment Manajemen Pemerintah Tahun 2023 di lingkup Pemprov Jatim yang digelar di Malang.

Dirinya melanjutkan, untuk menjadi seorang pemimpin yang adaptif sekaligus produktif di era dobel disrupsi diperlukan pemahaman atas cara berpikir yang tepat. "Segala sesuatu harus dimulai dari pikiran. Kalau kita berpikir akan gagal, maka kita akan gagal," tegasnya.

Untuk itu, ada lima hal yang perlu dirubah untuk mendapatkan cara berpikir yang tepat, yaitu, cara pikir, persepsi, ekspektasi, sikap, tingkah laku dan performa.

Di tahun yang baru, diharapkan para Kepala OPD bisa memiliki cara berpikir yang baru dalam mendukung setiap program kerja yang diusung oleh Gubernur . Dengan Big Picture dan Focused Thinking para kepala OPD diharap bisa memiliki prioritas yang reliable dan konsentrasi pada hal-hal kecil namun berdampak besar.

Tidak hanya itu, setiap kepala OPD juga harus memiliki berbagai karakter berpikir seperti simplicity thinking, creative thinking, realistic thinking, dan strategic thinking. Ditambah juga dengan possibility thinking, reflective thinking, populer thinking, shared thinking, unselfish thinking, dan bottom line thinking.

Selain Prof. Rhenald Kasali, turut hadir sebagai pemateri Prof. , DEA. Kepada seluruh jajaran pimpinan OPD yang hadir, dirinya menekankan pentingnya menjadi pemimpin yang memungkinkan melakukan perbaikan atau Enable Leadership sekaligus pemimpin yang terus mau belajar.

"Seluruh jajaran pimpinan harus menjadi pemungkin (Enabler). Memungkinkan yang tidak/belum Mungkin dan Menjadi Expert. Untuk itu kita harus menjadi bagian dari solusi bukan bagian dari persoalan," ungkapnya.

Sebagai pembelajar sejati, seorang pemimpin patutnya juga memahami Siklus Pembelajar Sejati, yaitu They know how to do and they can do. Mereka harus berfokus pada perubahan, kompetisi, dan sinergi, bahkan mampu mengelola stres nya untuk tetap memberikan performa yang optimal bagi pemerintahan dan masyarakatnya.

"Nantinya, pengetahuan akan menentukan segalanya. Bukan yang paling kuat atau paling pintar yang akan bertahan, tetapi yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan lah yang mampu bertahan sebagai pemenang," tandasnya.

Untuk itu, Prof. Nuh juga mengimbau agar para bisa keluar dari comfort zone sehingga menantang dirinya untuk terus melakukan perubahan. Salah satunya dengan menerapkan pola pikir disiplin, respectful, creating, critical, dan syinthesizing.

"Menjadi Inovatif berarti dikaitan dengan kreatitas dan inovasi. Jadi, jika kita selalu melihat permasalahan melalui sudut pandang pola pikir tersebut akan menjadi lebih mudah dipahami. Maka, marilah kita Menjadikan kerja dan prestasi sebagai investasi kekinian dalam keabadian," pungkasnya.

Saat Refreshment Manajemen Pemerintah Tahun 2023 di hari kedua, gubernur secara khusus mengikuti seluruh rangkaian hingga malam, dan peserta yang mengikuti pun ditambah, tidak hanya para Kepala OPD atau tingkatan Eselon II, namun juga para Sekretaris OPD atau tingkatan Eselon III dari seluruh OPD di lingkungan , agar mereka mendapa bekal untuk menggerakkan organisasi lebih berdampak pada peningjatan kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur. (dev/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO