
SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Apa yang dialami Markan, warga Desa Padike, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, sangat tidak diharapkan semua pihak. Maksud hati memberikan fotokopi KTP untuk mendapatkan sumbangan pembangunan musala, justru berbuah panggilan pemeriksaan dari Polres Sumenep.
Markan menceritakan, pihaknya sembilan bulan lalu didatangi seseorang yang bernama SGT. Pria ini sehari-harinya menjual BBM di Talango. Ketika itu dia dijanjikan akan mendapat bantuan dana rehab musala miliknya.
Baca Juga: PT Putri ID Mangkir dari Panggilan Polres Sumenep soal Kasus Kabel WiFi yang Mencelakai 1 Keluarga
"Syaratnya mudah, saya hanya dimintai fotokopi KTP. Katanya persyaratan untuk memperoleh bantuan dana rehab musalanya," ujar Markan.
Selama sembilan bulan, Markan menunggu janji SGT, namun tak juga ada kabar. Malah sebaliknya, Markan mendapat panggilan polisi Nomor: SPG/46/1/2023/Satreskrim tanggal 13 Januari 2023.
Surat panggilan yang ditandatangani Kasatreskrim Polres Sumenep AKP Irwan Nugra SH menyebutkan; panggilan tersebut untuk dilakukan pemeriksaan sebagai saksi dalam perkara tindak pidana melakukan kegiatan niaga dan pengangkutan BBM jenis solar bersubsidi tanpa surat izin yang sah, yang terjadi pada hari Selasa tanggal 3 Januari 2023, sekira pukul 06.00 Wib di pinggir Jalan Kalianget tepatnya di SPBU 5469411 Kalianget yang diduga dilakukan oleh Sugiyanto dan kawan-kawan, warga Dusun Jate Daya Desa Padike Kecamatan Talango, yang diduga telah terjadi pelanggaran seperti yang diatur dalam pasal 55 UU nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi Jo pasal 55 ayat 1 KUH pidana.
Baca Juga: PT Putri ID Mangkir dari Panggilan Polres Sumenep soal Kasus Kabel WiFi yang Mencelakai 1 Keluarga
Kepala Desa Padike, Safaatun Nuriyah, belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Panggilan telepon dan pesan pendek yang dikirimkan wartawan belum juga dijawab.
Kades Padike diduga merupakan orang yang tahu peredaran BBM solar di wilayahnya,
Demikian juga Sekdes Desa Padike, Dian, yang diduga terlibat dalam pembuatan rekom untuk mendapatkan BBM bersubsidi juga tidak dapat dikonfirmasi. Ia tak menjawab panggilan telepon dan tidak membalas pesan WA yang dikirim oleh BANGSAONLINE.com. (aln/ns)
Baca Juga: Dua Korban Terbakarnya Mobil Agya di Depan Masjid Jamik Sumenep Dikabarkan Kritis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News