RABAT, BANGSAONLINE.com – Pembantaian terhadap orang Yahudi tidak hanya dilakukan Hitler dan Nazi Jerman tapi juga raja-raja Katolik Spanyol dan Portugal. Raja-raja Katolik Spanyol dan Portugal bahkan mengusir kaum Yahudi secara besar-besaran.
Maka terjadilah eksodus ke Maroko dan Turki. Raja Maroko yang memberlakukan agama Islam sebagai agama resmi negara atau kerajaan ternyata menerima dan melindungi orang-orang Yahudi. Tak heran jika populasi Yahudi kemudian sangat besar di Maroko. Bahkan terbesar di seantero benua Afrika.
Baca Juga: Ahli Baca Quran Tapi Minim Ilmu Al Quran
Pada akhir tahun 1940-an jumlah komunitas Yahudi mencapai 250 ribu orang di Maroko. Atau 10 persen dari populasi jumlah penduduk secara nasional. Namun ketika tahun 1948 orang Yahudi membentuk Israel, orang-orang Yahudi di Maroko eksodus ke Israel. Kini Yahudi di Maroko tinggal sekitar 2.000 atau 2.500 orang.
Tak aneh jika Presiden Israel Isaac Herzog mengucapkan terima kasih kepada Raja Maroko Mohammed VI. Terutama atas pemberian tempat berlindung yang aman bagi umat Yahudi selama tragedi pembantaian oleh raja-raja Katolik yang mereka sebut sebagai Holocaust.
Ungkapan terima kasih Presiden Israel itu tertuang dalam sebuah surat resmi bertanggal 22 Desember 2022.
Baca Juga: Ngajar 17 Tahun, Guru ini tak Pernah Doakan Muridnya, Beda dengan Kiai Asep dan Syaikh Qadhi 'Iyadh
(Per
(Perkampungan Yahudi di dalam benteng Kasbah des Oudaias Maroko. Foto: BANGSAONLINE)
Kini jumlah penduduk Maroko sekitar 38 juta. Mayoritas muslim. Bahkan agama Islam menjadai agama resmi kerajaan. Jadi Maroko yang kini dipimpin Raja Muhamamd VI adalah kerajaan Islam.
Baca Juga: (Rezim) Israel itu Hitler, Pakar Timteng: Bakal Kalah karena Melanggar Hak Asasi Manusia
Namun kerajaan Islam Maroko sangat toleran. Raja Maroko bahkan melindungi orang Yahudi, termasuk budayanya. Salah satu bukti, sejarah dan budaya Yahudi di Maroko menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Padahal – sekali lagi - Islam adalah agama negara atau kerajaan Maroko.
"Keputusan ini adalah yang pertama di dunia Arab," kata Serge Berdugo, sekretaris jenderal Dewan Komunitas Yahudi di Maroko kepada AFP dari Casablanca.
Lalu kenapa raja-raja Katolik Spanyol membantai orang-orang Yahudi? Ternyata watak Yahudi tidak baik. Antonio Gala, penulis kondang Spanyol, menulis di Harian El Mundo Spanyol edisi 28 Juli 2014. Menurut dia, wajar orang-orang Yahudi selalu diusir dari berbagai negara di dunia. Karena tindak-tanduk mereka tak ingin hidup berdampingan dengan kelompok lagi, termasuk pemeluk agama lain.
Baca Juga: Profil dan Daftar Pemain Timnas Maroko, Calon Lawan Indonesia di Laga Penentu Piala Dunia U-17 2023
Mereka, tulis Antonio Gala, lebih memilih untuk mempertahankan kehidupan komunitas berdarah tak terlihatnya. "Jadi tidak aneh jika mereka (bangsa Yahudi) kerap kali terusir (dari bangsa lain termasuk Spanyol)," tulis Antonio Gala seperti dikutip BBC, Rabu (30/7).
Yang mengejutkan, tulis Antonio Gala, mereka terus bertahan dan melawan. Entah mereka memang bukan orang-orang baik atau (kepala) mereka sudah diracuni.
Dalam artikel berjudul The Chosen (yang terpilih) itu, Gala mengaitkan serangan brutal Israel atas Gaza yang masih berlangsung hingga saat ini. Sedikitnya, 1.000 warga sipil dan anak-anak Palestina meninggal akibat gempuran tersebut.
Baca Juga: Siapkan Program Dasar Bencana, BMH Ajak Masyarakat Ringankan Korban Gempa Maroko
Menurut Antonio, bangsa Yahudi seharusnya bisa menciptakan banyak kebaikan bagi umat manusia di dunia. "Saya bukan seorang rasis," kata Antonio Gala dikutip Times of Israel.
Antonio Gala penulis kawakan dan kondang di Spanyol. Pada 1989 ia mendapat anugrah the Leon Felipe Prize for Civic Values. Ia sangat menentang penjajahan dan serangan brutal Israel ke Jalur Gaza, Palestina. Terutama karena ia tahu watak Yahudi.
Yahudi memang jadi problem bagi perdamaian dunia. Karena itu pada abad ke-15 dan 16 ratusan ribu orang Yahudi diusir dari Spanyol dan Portugal dalam periode yang disebut "Penyelidikan". Gereja Katolik dan pemimpin lokal kedua negara itu menjadi pelopor gerakan pengusiran bangsa Yahudi secara masif.
Baca Juga: Belajar di Saudi, Pulang Membid'ahkan, Prof Samir Maroko-Kiai Asep Larang Santrinya Belajar di Saudi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News