MALANG, BANGSAONLINE.com - Karena terbukti digunakan sebagai tempat prostitusi online, Satpol PP Kota Malang dibantu oleh petugas gabungan dari TNI-Polri menyegel dan menutup Smart Hotel dan RedDoorz di wilayah RW 08 Tlogomas, Senin (22/05/2023).
Rahmat Hidayat, Kabid Ketertiban dan Ketenteraman Umum (KKU) Satpol PP Kota Malang, mengatakan penyegelan hotel ini berdasarkan kesepakatan antara pemilik hotel dengan warga.
Baca Juga: Tolak Politik Uang dan Tuntut Netralitas Polri, Puluhan Massa Gelar Aksi di Bawaslu Kota Malang
"Yang kedua, terkait tipiring, bahwa hotel ini sudah tiga kali kami razia dan terbukti ada tamu yang melakukan perbuatan cabul, yaitu prostitusi online," jelas Rahmat.
Menurutnya, kedua hotel itu ditutup sejak Ahad (21/5/2023) sampai perizinannya mendapat kepastian hukum. Artinya, menunggu hasil pemeriksaan perangkat daerah terkait.
Baca Juga: Dimyati Ayatulloh, Cawalkot Abah Anton yang Dikenal Sebagai Sosok Berkarakter di SMAN 1 Kota Malang
"Apakah perizinan yang lama itu dicabut atau ada perizinan baru," beber Rahmat.
Menyikap penutupan tersebut, Jemmy, perwakilan manajemen Smart Hotel Tlogomas, berjanji akan mematuhi prosedur dan peraturan yang ada.
"Kami taat dengan keputusan Pemkot Malang. Kami tidak akan ada pembangkangan, dan menyadari harus mengikuti peraturan yang berlaku," ucapnya.
Baca Juga: Setelah Banner Paslon Abadi, Kini APK Milik Sam HC-Ganis Dirusak OTK di Kota Malang
Jemmy mengakui penutupan ini akan membuatnya merugi, karena hotelnya tidak bisa beroperasi. Termasuk para karyawan pun ikut terdampak, karena mereka tentunya dirumahkan.
"Kalau mereka terlalu lama dirumahkan juga kasihan. Karena mereka punya keluarga, dan ada tanggungan cicilan dan lain sebagainya," tandasnya.
Sementara itu tokoh masyarakat setempat yang juga Ketua Yayasan Masjid Prof. Dr. Rahmad Safa’ad yang ikut dalam penyegelan kedua hotel, mengaku sangat mendukung tindakan tegas yang dilakukan Pemkot Malang melalui satpol PP.
Baca Juga: Debat Perdana Pilwalkot Malang 2024, Inilah Visi-Misi dan Program Para Paslon
"Seluruh element masyarakat mendukung penutupan tersebut, mulai dari NU, Muhamadiyah, PKK, dan Banser, Ansor. Apalagi ini sudah diketemukan bukti ada sejumlah alat kontarasepsi yang baru dipake," ujarnya.
Terkait hotel-hotel lain di wilayah tersebut yang diduga juga digunakan sebagai tempat prostitusi online, Rahmad Darmawan mengatakan mengatakan sejumlah masyarakat bakal turut melakukan pengawasan.
Baca Juga: Meski Isu Miring Menerpa, Tak Menyurutkan Dukungan Warga ke Abah Anton di Pilwalkot Malang
"Masyarakat belum bergerak, karena itu menunggu apakah ada penyimpangan syariah atau tidak," pungkasnya. (dad/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News