Proyek Fisik di Pamekasan Banyak yang Amburadul, Rekanan Diduga Asal-asalan

Proyek Fisik di Pamekasan Banyak yang Amburadul, Rekanan Diduga Asal-asalan Pembangunan jembatan di salah satu sudut Pamekasan ini juga diduga asal-asalan. (foto: rizal/BANGSAONLINE)

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Banyaknya proyek pembangunan fisik di Pamekasan yang terkesan asal-asalan membuat LSM Barisan Tolak Korupsi (BLOK) geram. Selain karena rekanan yang mengerjakan dianggap hanya itu itu saja, hasil fisiknya pun terkesan amburadul.

"Banyak pembangunan proyek fisik di Pamekasan pekerjaannnya asal asalan. selain itu rekanan yang mengerjakannyapun masih orang orang yang sama. SKPD yang menjadi leading sektor pengerjaan proyek harusnya lebih selektif dalam menentukan rekanan dan ikut memantau pengerjaan proyeknya." ungkap Turmudi Ketua BLOK.

Baca Juga: Minta Kliennya Dibebaskan, Kuasa Hukum Tersangka Korupsi BUMDes Bakal Lakukan Aksi Tunggal

Turmudi juga menyesalkan kinerja SKPD yang dinilai tidak maksimal dalam pekerjaannya. bahkan dirinya akan mendesak Bupati Pamekasan untuk turut memantau kinerja bawahannya dan meminta agar memutasi pejabat SKPD yang lamban.

"kalau kinerjanya tidak maksimal harusnya Bupati memutasi saja pimpinan SKPD, masih banyak kan orang - orang yang lebih berkompeten di bidangnya." tambah Turmudi.

Sementara itu ketua DPRD pamekasan Halili saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (18/06/2015) berjanji akan memanggil pihak-pihak terkait berkenaan dengan laporan beberapa pekerjaan proyek pembangunan fisik di Pamekasan.

Baca Juga: Kasus Korupsi Gebyar Batik Mangkrak 2 Tahun, Disperindag Pamekasan Dinilai Tak Kooperatif

"Kalau memang laporan dari masyarakat benar adanya, maka kami akan memanggil pihak - pihak terkait seperti rekanan yang mengerjakan dan SKPD terkait untuk memberi teguran." tegas Halili.

"sebelum menentukan rekanan yang akan mengerjakan pekerjaan penunjukan proyek, harusnya penentu kebijakan lebih selektif. Tidak hanya mengutamakan kedekatan emosional dengan para rekanan, tetapi catatan pekerjaan rekanan tersebut juga harus menjadi acuan para penentu kebijakan," tambah Halili. (zal/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO