MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Cita-cita besar Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat pendidikan dan pusat peradaban Islam dunia tampaknya semakin menunjukkan titik terang. Institut Pesantren KH Abdul Chalim yang sejak lama menerima mahasiswa luar negeri kini bertransformasi menjadi Universitas KH Abdul Chalim (UAC).
Bahkan dalam acara wisuda ke-4 sarjana dan pascasarjana Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet, Kabupaten Mojokerto, Ahad (3/9/2023), Kiai Asep semakin mempertegas posisi perguruan tinggi yang didirikannya itu untuk menjadi universitas internasional.
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu meresmikan Asrama Mahasiswa Luar Negeri yang terletak di lingkungan Kampus Universitas KH Abdul Chalim (UAC). Asrama yang terdiri dari dua lantai itu diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“"Kampus ini telah menerima mahasiswa dari belasan negara lain, artinya ini akan menjadi sentra dari proses destinasi keilmuan dan diseminasi pedalaman kekuatan Indonesia untuk bisa menyampaikan pesan-pesan, terutama pesan Islam Rahmatan Lil Alamin bagi semua mahasiswa yang berasal dari berbagai negara," kata Gubernur Khofifah kepada wartawan usai menandatangani prasasti peresmian asrama mahasiswa itu.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.meresmikan Asrama Mahasiswa Luar Negeri yang terletak di lingkungan Kampus Universitas KH Abdul Chalim (UAC), Ahad (3/9/2023). Tampak Kiai Asep Saifuddin Chalim menyaksikan penandanganan prasasti oleh Gubernur Khofifah. Foto: Aris/bangsaonline
Catatan BANGSAONLINE, selama ini Universitas KH Abdul Chalim telah menerima mahasiswa dari Afghanistan, Pakistan, Thailand, Malaysia, Sudan dan beberapa negara lain. Mereka umumnya mendapat beasiswa dari Universitas KH Abdul Chalim.
“Agar Indonesia tidak hanya terkenal sebagai negara atau bangsa pencari beasiswa, tapi juga pemberi beasiswa,” tegas Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
Obsesi Kiai Asep memang sangat tinggi. Putra KH Abdul Chalim, salah satu ulama pendiri NU ini, bertekad bahwa perguruan tinggi yang ia dirikan atas dasar cita-cita luhur kemerdekaan Republik Indonesia. Ia mau mendirikan pendidikan tinggi yang berskala internasional, sejajar dengan Universitas Al-Azhar di Mesir, Universitas Harvard di Amerika, Univresitas Sorbone di Prancis.
"Kami mengajarkan anak didik kami untuk menjadi pengusaha. Jadi setelah mereka lulus mereka bisa memberikan lapangan pekerjaan, tidak membebani orang lain. Selamat dan sukses untuk sarjana dan pascasarjana ke-4 Universitas KH. Abdul Chalim Mojokerto. Semoga ilmunya bisa bermanfaat dan jangan pernah lupakan jasa para dosen di Universitas KH. Abdul Chalim," kata Kiai Asep saat menyampaikan sambutan di depan para wisudawan yang berlangsung di dalam Masjid Kampus KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
Senat Terbuka dipimpin Rektor Universitas KH Abdul Chalim, Dr Mauhibur Rokhman (nomor 3 dari kiri). Foto: m mas'ud adnan/bangsaonline
Menurut Kiai Asep, kini Institut KH Abdul Chalim telah bertrasnfomrasi menjadi universitas. Maka banyak prodi baru di UAC. Diantaranya matematika, bahasa Inggris, dan lainnya.
“Kami akan membuka Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Karena pertanian kita belum menghasilkan produk pertanian yang baik,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
Menko Polhukam Prof Dr Mahfud MD juga menyampaikan sambutan. Tokoh NU asal Madura itu mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan civitas akademika UCA serta seluruh keluarga Pesantren Amanatul Ummah.
Menurut Mahfud MD, UAC yang berseiring dengan Pesantren Amanatul Ummah mampu sejarar dengan perguruan tinggi lain. Bahkan banyak alumni Pesantren Amanatul Ummah diterima di berbagai pergurun tinggi terkemuka.
“Teruslah membangun Indonesia dengan nafas kepesantrenan. Masa depan Indonesia akan lebih baik jika diberi nafas kepesantrenan” kata Mahfud MD dalam video yang diputar panita.
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
Bahkan, menurut Mahfud MD, jika Indonesia dibangun dengan nafas kepesantrenan, maka Indonesia akan menjadi negara seperti yang disebut Al-Quran, yaitu baldatun thoyyibatun warabbun ghafur.
Sambutan Mahfud MD langsung mendapat tepuk tangan para wisudawan.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok
Selain Menko Polhukam Mahfud MD, banyak ulama dan tokoh nasional dan internasional hadir dalam acara wisuda yang digelar tiga sesi itu.
“Bintang-bintang Al Azhar datang semua,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.
Yang dimaksud bintang-bintang Al Azhar adalah para guru besar dari Unversitas Al Azhar Mesir. Antara lain: Syaikh Prof. Dr. dr Yusri Rosdi Sayyid Jabr, Syaikh Hisyam Kamil dan Syaikh Salahuddin As-Syami.
Baca Juga: Alumni Ponpes Lirboyo di Mojokerto Siap Menangkan Paslon Mubarok
Yang disebut terakhir itu adalah pengarang (muallif) kitab Faidh al-Karim fi Tarjamah wa Asanid Syaikh al-Muhadditsin Ahmad Ma'bad 'Abd al-Karim.
Syaikh Shalahuddin disebut-sebut mempunyai sanad kitab Arbain Nawawi melalui jalur Fadhilatu Syaikh Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyib yang merupakan Grand Syekh Al-Azhar.
“Syaikhul Azhar Ahmad Thayyib mengirimkan salam lewat Syaikh Salahuddin,” kata Kiai Asep. Syaikhul Azhar adalah pemimpin tertinggi di Universitas Al Azhar Mesir.
Syaikh Salahuddin bahkan sempat mengijazahkan kitab Arbain Nawawi kepada para santri Amanatul Ummah.
Menurut Dr Mauhibur Rokhman, para syaikh yang datang ke acara wisuda UAC memang para ulama terkemuka di Al Azhar Mesir. “Syaikh Yusri selain ahli agama juga ahli bedah terkemuka,” kata Gus Muhib, panggilan Rektor UAC itu saat memberikan sambutan.
Gus Muhib mengingatkan para wisudawan tentang punahnya madzhab dalam sejarah perkembangan Islam. Menurut dia, dulu banyak sekali mazhab yang diasosiasikan kepada karya dan ajaran ulama terkemuka. Tapi banyak sekali madzhab yang kemudian punah karena para pengikutnya tak lagi bangga dengan madzhab dari para ulama itu.
Karena itu, tegas Gus Muhib, kita harus bangga dan terus bersilaturahim dengan Kiai Asep yang telah merintis bahkan membiayai UAC.
Tokoh lain yang hadir adalah Dr KH As’ad Said Ali, mantan Wakil Kepala BIN yang juga mantan Wakil Ketua Umum PBNU. Dalam orasinya, Kiai As’ad minta para wisudawan meniru etos kerja Kiai Asep yang luar biasa.
“Dulu pada tahun 2010 saya ke sini (Pacet) masih berupa hutan. Sekarang sudah menjadi kota,” tegas alumnus UGM yang kerabat dekat KH Ahmad Sahal Mahfudz, Rais Aam Syuriah PBNU periode 2005 – 2014.
Menurut Kiai As’ad, Kiai Asep memiliki ilmu yang lengkap. Yaitu ilmu agama, ilmu umum dan ilmu dagang. “Kalau saya gak punya ilmu dagang,” kata Kiai As’ad.
Karena itu Kiai Asep kaya raya. “Kalau orang lain (organisasi lain) sudah cari dana. Kalau Pergunu mudah saja karena ada Kiai Asep,” kata Kiai As’ad. Kiai Asep memang ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Selain Kiai As’ad, Prof Agus Mulyana, dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Dr Usep Abdul Matin, dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, juga memberikan orasi. Usep yang juga wakil ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan (TP2GP) Pusat banyak membahas tentang peran KH Abdul Chalim, ayahanda Kiai Asep, dalam mendirikan NU dan kemerdekaan RI. (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News