SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Peristiwa tumpah darah terjadi di Sampang. Kejadian itu melibatkan warga Desa Banyumas dengan Pakalongan. Polisi menyebut kejadian tersebut sebagai carok massal.
Berdasarkan laporan polisi yang diterima awak media, carok massal itu terjadi Selasa (3/10/2023) malam sekira pukul 19.15 WIB, tepatnya di rumah salah satu korban, yaitu Penjabat Kepala Desa (Kades) Gunung Mada Sampang.
Baca Juga: Ulama dan Tokoh Apresiasi Kinerja Kasatreskrim Polres Sampang
Motif dari peristiwa carok massal tersebut diduga perihal asmara. Akibat dari carok massal itu, tujuh korban dilarikan ke Rumah Sakit RSUD dr. Mohammad Zyn.
Berdasarkan keterangan polisi, awalnya salah satu korban yang bernama Farhan mengajak teman perempuannya berinisial N ke rumahnya. Farhan kemudian dihadang oleh sekumpulan pemuda setempat. Mereka melarang Farhan membawa N karena telah mempunyai tunangan.
Tetapi Farhan tak menghiraukan larangan itu. Ia pun lalu dikeroyok para pemuda setempat dengan senjata taja, mulai dari celurit, pisau, hingga parang.
Baca Juga: Polda Jatim Kembali Periksa 12 Saksi Kasus Dugaan Korupsi Proyek Lapen Sampang
Farhan kemudian melarikan diri ke rumah Pj Kades Gunung Madah. Sang pj kades yang berusaha melerai justru turut menjadi sasaran penganiayaan.
Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto membenarkan kejadian tersebut. "Kejadian itu melibatkan dua desa dan tujuh orang mengalami luka berat dan pelakunya sekitar 20 orang," katanya, Rabu (4/10/2023).
Menurut polisi, peristiwa itu terjadi karena kesalahpahaman. Atas kejadian tersebut, polisi masih melakukan penyelidikan meskipun permasalahan ini akan diselesaikan secara kekeluargaan.
Baca Juga: Kasus Dugaan Penganiayaan dan Ancaman Pembunuhan oleh Eks Kades di Sampang Naik ke Penyidikan
"Tadi sekira jam 10.00 pagi terjadi pertemuan di antara dua desa tersebut di Polres Sampang yang dipertemukan oleh Kapolres Sampang, Dandim 0828, Sekda Sampang, muspika, serta beberapa tokoh setempat," ujarnya.
Polisi mengklaim hingga saat ini belum ada pihak manapun, baik masyarakat atau korban yang melaporkan adanya kejadian tersebut ke Polres Sampang. Tetapi pihak kepolisian tetap melakukan rangkaian penyelidikan untuk mencari penyebabnya.
"Dugaan sementara karena motif asmara, tapi penyelidikan tetap dilakukan oleh polisi," pungkasnya. (tam/rev)
Baca Juga: Kasus Dugaan Penggelapan Dana Kompensasi Pileg 2019 PPP Sampang Dihentikan Polisi, Mengapa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News