Unik, Merintis Kampung NU, Dirikan Pesantren di Tengah Hutan

Unik, Merintis Kampung NU, Dirikan Pesantren di Tengah Hutan Masjid Pondok Pesantren Amanatul Ummah Kapuas Palangkaraya Kalimantan Tengah. Pesantren Amanatul Ummah Kapus ini diresmikan secara bersama oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, Wagub Kalteng Edy Praowo dan Sekdaprov Kalteng Nuryakin, Rabu (4/10/2023). Foto: m mas'ud adnan/bangsaonline

KAPUAS, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA kembali hadir di Kalimantan Tengah (Kalteng), Rabu (4/10/2023). Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu datang ke Kalteng didampingi Wakil Rektor KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Eng Fadly Usman, PhD dan CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE, M Mas’ud Adnan. Ikut juga Sersan TNI (Purn) Casimin yang kini jadi ajudan Kiai Asep.

Kehadiran Prof Kiai Asep di Kalteng selalu ditunggu masyarakat. Terutama para tokoh NU dan pejabat Pemprov Kalsel. Bahkan Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo selalu menyambut ketika Kiai Asep datang ke Kalteng. Sekda Pemprov Kalsel Nuryakin malah ikut menjemput Kiai Asep ke Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya.

Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto

“Alhamdulillah Kiai Asep bisa datang lagi,” katua Ketua Pengurus Cabang Nadlatul Ulama (PCNU) H Muhammad Syahrun.

“Semoga beliau sering datang ke Kalteng sehingga kami selalu dapat barokah,” timpal Untung Surapati, Ketua Pengurus Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) Kalteng.

Kiai Asep memang dirasakan banyak memberikan barokah bagi masyarakat Kalteng. Terutama dalam upaya merintis pendirian pondok pesantren.

Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, setahun lalu – tepatnya Ahad 9 Oktober 2022 - Kiai Asep inilah yang memberi semangat para tokoh NU Kalteng untuk mendirikan pesantren. Bahkan Kiai Asep memimpin langsung istighatsah di tengah hutan untuk memulai pembangunan pesantren.

DARI KIRI: Wagub Kalteng Edy Pratowo, Prof Kiai Asep Saifuddin Chalim, dan Sekdaprov Kalteng Nuryakin menggunting pita sebagai tanda peresmian gedung Pesantren Amanatul Ummah Kapuas Palangkararaya, Rabu (4/10/2023). Foto: mma/bangsaonline

Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim

Kini perjuangan Kiai Asep dan para tokoh NU Kalteng itu mulai menunjukkan titik terang. Pada Rabu 4 Oktober 2023 Kiai Asep bersama Wakil Gubernur Kalsel Edy Pratowo, Sekda Pemprov Kalsel Nuryakin, Ketua PCNU Kota Palangkaraya Muhammad Syahrun, Ketua PW Pergunu Kalteng Untung Surapati dan tokoh masyakat Kalteng lain meresmikan pesantren yang telah dirintisnya.

Pesantren itu dibangun di atas lahan tanah seluas 20 hektar. Di Jalan Lintas Palangkaraya-Buntok KM 50 Desa Humbang Raya Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Palangkaraya. Tanah itu merupakan wakaf dari pengusaha NU Haji Junaidi Siregar.

Semula lahan yang terletak di tengah hutan itu dibangun gedung pendidikan dan asrama santri. “Tapi saran dari Pak Kiai Asep agar dibangun masjid dulu, maka kita bangun masjid ini,” kata Muhammad Syahrun saat menyampaikan sambutan di masjid yang baru dibangun.

Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto

Mesjid ini dibangun dengan arsitektur terbuka sehingga sejuk karena angin bebas masuk ke dalam masjid tanpa hambatan. Dalam peresmian itu Prof Kiai Asep, Wagub Kalteng Edy Pratowo dan Sekdaprov Kalteng Nuryakin menggunting pita sebagai tanda peresmian pesantren tersebut.

Di bawah tenda inilah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, setahun lalu memimpin istighatsah untuk pembangunan pesantren yang dirintis para tokoh NU Palangka Raya di Desa Humbang Raya, Mantangai, Kapuas, Kalimantan Tengah, Ahad (9/10/2022). Foto: mma/bangsaonline.com)

Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga

Yang menarik, semula pesantren itu mau diserahkan penuh kepada Kiai Asep oleh para tokoh NU dan pengusaha Junaidi Siregar. Karena itu pesantren tersebut dinamakan Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Tapi Kiai Asep menolak hak kepemilikan itu. Kiai Asep justru menyerahkan kepada masyarakat Kalteng, khususnya Palangkaraya. 

“Pesantren ini milik panjenengan semua,” kata Kiai Asep.

Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan

Kiai Asep juga tak mempersoalkan nama Amanatul Ummah yang dipakai untuk pesantren tersebut. “Gak apa-apa untuk promosi,” kata Kiai Asep.

Kiai Asep mengaku siap membantu secara all out untuk memajukan pesantren Amanatul Ummah Palangkaraya itu. Bahkan sehari setelah peresmian – tepatnya Kamis (5/10/2023) - Kiai Asep bersama para tokoh NU menggelar rapat teknis di Gedung Baitul Quran NU di Palangkaraya. Rapat itu membahas tentang strategi pengelolaan sekaligus perekrutan dan pendaftaran santri baru.

“Ini tanggungjawab kita semua. Artinya, masing-masing, kita semua punya tanggungjawab untuk mencari murid,” kata Kiai Asep dalam rapat tersebut. Dalam rapat itu tampak Ketua PCNU Kota Palangkaraya H Muhammad Syahrun, pengusaha NU Junaidi Siregar dan pengurus NU serta Pergunu.

Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok

Untuk langkah awal, menurut Kiai Asep, pesantren ini harus dapat 48 murid. “Ini bisa jadi dua kelas, masing-masing kelas 24 anak,” kata Kiai Asep sembari menceritakan awal pendirian Pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto yang awalnya juga diawali dengan 48 murid.

“Sekarang santri Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet serta para mahasiswanya sekitar 14 ribu,” kata putra pendiri NU KH Abdul Chalim itu.

Kiai Asep optimistis Amanatul Ummah Palangkaraya ini besar menyusul sukses Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur. Asal, tegas Kiai Asep, para pengelolanya tulus, ikhlas dan selalu penuh semangat bersatu secara berjemaah.

Baca Juga: Alumni Ponpes Lirboyo di Mojokerto Siap Menangkan Paslon Mubarok

“Kalau tulus, jemaah ini akan terpelihara. Karena itu jangan ada yang tidak tulus. Karena akan terjadi penyimpangan dan pecah belah,” kata Kiai Asep yang juga ketua umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

Setahun lalu, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, memimpin istighatsah untuk pembangunan pesantren yang dirintis para tokoh NU Palangka Raya di Desa Humbang Raya, Mantangai, Kapuas, Kalimantan Tengah, Ahad (9/10/2022). Foto: mma/bangsaonline.com

Kiai Asep menekankan pentingnya berjemaah bukan semata didasarkan pada prinsip menejemen, tapi juga karena ada Hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa pertolongan Allah SWT diberikan kepada perjuangan yang berjemaah.

“Kalau kebersamaan ini terjaga tak perlu lama-lama. Mungkin 10 tahun sudah berdiri universitas,” kata Kiai Asep yang disambut amin peserta rapat secara khusuk.

Dalam rapat itu disepakati lembaga pendidikan yang akan didirikan kali pertama adalah SMA atau Madrasah Aliyah. Alasannya, selain karena faktor keamanan – mengingat pesantren ini di tengah hutan – juga output atau alumninya akan langsung terlihat. 

"Kalau misalnya ada yang diterima kuliah di luar negeri seperti Mesir akan langsung terlihat masyarakat," kata Kiai Asep. 

Kiai miliarder tapi dermawan itu juga siap mengirimkan guru atau ustadz untuk mengajar di pesantren baru itu. "Nanti saya kirim guru sekaligus gajinya saya tanggung, saya yang bayari," katanya.

Apalagi pesantren Amanatul Ummah Palangkaraya ini rencananya juga dibarengi dengan pengelolaan bisnis.

“Yang 10 hektar untuk lokasi pesantren, yang 10 hektar untuk usaha,” kata Haji Junaidi Siregar.

Dalam rapat itu Fadly Usman sempat mewacanakan usaha kolam pancing, peternakan kambing dan usaha lainnya. “Ini pertanyaan titipan dari teman-teman di sini (Palangkaraya),” kata Fadly Usman yang juga dosen Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Yang juga manarik, Haji Junaidi Siregar selaku pemilik tanah tak hanya mewaqafkan tanah untuk pesantrren. Tapi juga menyiapkan tanah (tempatnya bersebelahan dengan lokasi pesantren) juga untuk pemukiman penduduk. Yaitu pembukaan lahan untuk kampung baru.

Nah, perumahan ini dinamakan Kampung NU atau Kampung Nahdlaltul Ulama. Pantauan BANGSAONLINE, di pintu masuk di pinggir jalan raya sudah ditulis ucapan selamat datang ke Kampung NU.

“Luas tanahnya 15 hektar,” tutur Haji Junaidi Siregar. Tanah seluas itu dibagi tiga. Kampung NU I, Kampung NU II dan Kampung NU III.

Peminat kampung NU ternyata sangat besar. Menurut Junaidi Siregar, sudah banyak masyarakat yang antre untuk memesan tanah kavlingan itu.

“Sudah 144 Kepala Keluarga,” tuturnya sembari menuturkan bahwa banya tokoh dan pejabat yang ikut beli di tanah tersebut karena sangat strategis dan punya prospek cerah. Diantaranya beberapa pejabat peinting Pemprov Kalsel.

Kapan rumah-rumah di perkampungan NU itu dibangun? “Mereka menunggu pesantren ini jadi,” kata Junaidi Siregar. 

Rumah-rumah itu akan dibangun di atas tanah yang luas. Perkapling ukuran 20 X 40 meter. Jadi perkavling selus 800 meter.

Perkampungan NU dan Pesantren Amanatul Ummah Kapuas Palangkaraya ini memang punya prospek cerah. Apalagi banyak tokoh sudah menjadi calon penghuni rumah di kawasan ini. Bahkan Ketua PCNU Kota Palangkaraya Muhammad Syahrun tidak hanya bertekad untuk tinggal di perkampungan NU, tapi juga ingin dikubur di kawasan ini jika kelak meninggal dunia. 

"Kalau saya habis umur saya minta dimakamkan di sini, karena dekat dengan pondok pesantren banyak santri mengaji tiap hari. Dengan demikian saya juga dapat transfer pahala tiap hari," kata Muhammad Syahrun yang disambut tawa para tokoh dan peserta peresmian Pondok Pesantren Amanatul Ummah Palangkaraya. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO