Dugaan Cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024, Aktivis dan Praktisi Hukum: Demokrasi Jadi Rusak!

Dugaan Cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024, Aktivis dan Praktisi Hukum: Demokrasi Jadi Rusak! Pakar Hukum Tata Negara, Demas Brian Wicaksono.

“Bahkan dalam perkembangannya melalui Putusan MK No.90/PUU-XXI/2023 anak Sulung Presiden yaitu Rakabuming Raka maju sebagai Calon Wakil Presiden pada kontestasi Pilpres 2024, yang kini dikenal sebagai Anak Haram Konstitusi jika kita megutip tulisan pada laman berita Tempo,” Ungkap Demas saat menyampaikan materi pada disekusi tersebut.

Selanjutnya, Demas menerangkan dugaan cawe-cawe Presiden yang terstruktur, sistematis dan massif melalui lembaga negara.

“Seorang Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan tentu memiliki kekuasaan yang dapat dengan mudah menggunakan alat negara dalam hal memberikan privilege kepada anaknya yaitu Rakabuming Raka untuk memenangkan Kontestasi Pilpres 2024," papar Demas.

"Lebih detilnya silahkan saksikan chanel youtube Tempodotco, Bocor Alus Politk dengan judul Manuver Polisi dan Kejaksaan Memenangkan -,” lanjut Demas.

Sementara itu, advokat Sunandiantoro menyoroti cawe-cawe di Pilpres 2024 tidak hanya pada urusan hukum. Menurutnya, dugaan cawe-cawe itu dilakukan melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun dalam bentuk sembako di beberapa daerah.

Pria yang juga menjadi Koordinator Forum Alumni Presiden Mahasiswa Indonesia ini mencontohkan kunjungan di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT), yang sebelumnya menjadi tempat kampanye dari pasangan Capres dan Cawapres nomor 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

“Seperti ramai di berbagai media yang mengungkapkan adanya kampanye Ganjar Pranowo yang dibuntuti kunjungan kerja Presiden . Jika satu kali mungkin itu kebetulan, tapi jika terjadi beberapa kali tentu bukan hal yang wajar," ungkap Sunan.

Saat Ganjar Pranowo melaksanakan kampanye di Papua, lanjut Sunan, beberapa hari setelahnya (22/11) Presiden juga ke Papua dengan dalih meresmikan kampung nelayan serta membagikan bantuan pangan cadangan beras.

Kemudian ketika Ganjar Pranowo datang ke NTT, masih kata Sunan, beberapa hari kemudian Presiden juga hadir di NTT dengan alasan sama, yakni memberikan bantuan pangan.

“Presiden memang sedang gencar-gencarnya keliling ke daerah-daerah dalam rangka membagikan bantuan Pemerintah kepada masyarakat. Entah dengan dalih apapun tentu kita harus melihatnya sebagai perbuatan politik Bapak selaku orang tua dari Rakabuming Raka yang merupakan Calon Wakil Presiden," beber Sunan.

Karena itulah, Sunan meyakini bahwa melakukan cawe-cawe di Pilpres 2024 secara terstruktur, sistematis dan masif.

"Tentu patut kita menyatakan demokrasi di Indonesia sedang mengalami kemunduran,” pungkas Sunan menutup acara jaringan diskusi tersebut. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO