JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr Koentjoro mengecam Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencla-mencle sebagai kepala negara, padahal Jokowi orang Solo.
“Mencla-mencle, sebagai seorang kepala negara itu sabdo pandito ratu, apalagi dia orang Solo,” tegas Prof Dr Koentjoro dalam acara Satu Meja the Forum KOMPAS TV, Rabu (7/2/2024).
BACA JUGA:
- Ada Temuan Tanda Tangan yang Mirip di TPS, MK akan Buka Kotak Suara se-Bangkalan
- Ada Kesamaan di Tanda Tangan Pemilih, Ketua Bawaslu Bangkalan Dicecar Hakim MK
- Projo Sampang Kawal Pembangunan 2 Jalan Poros Kabupaten Senilai Rp91 Miliar
- Besok, Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah di Banyunwangi
Prof Koentjoro mengakui bahwa situasi yang terjadi saat ini tidak lepas dari kekeliruan UGM menempatkan Jokowi terlalu tinggi dan kerap memuja-muja.
“Kalau dulu kita puja-puja, barangkali kesalahan fatal kita menempatkan terlalu tinggi, sehingga merasa tidak pernah salah,” kata Koentjoro.
Prof Koentjoro bersama para guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) belakangan ini sangat keras mengeritik Presiden Jokowi karena dianggap telah banyak menyimpang, mencederai demokrasi dan konstitusi. Bahkan Guru Besar Psikologi UGM.
“Kasus MK, cacat! Dan kasus MK itu sebenarnya mengajarkan pada kita bahwa hasil itu tidak pernah meninggalkan proses,” ujar Koentjoro dikutip Kompas.
Karena itu, tegas Koentjoro, dalam Petisi Bulaksumur ditegaskan ada tindakan yang menyimpang terjadi di pemerintahan Presiden Jokowi.
Klik Berita Selanjutnya