Peletakan Batu Pertama Perpustakaan Khofifah, Prof Kiai Imam Ghazali Berharap seperti Al-Azhar Mesir

Peletakan Batu Pertama Perpustakaan Khofifah, Prof Kiai Imam Ghazali Berharap seperti Al-Azhar Mesir Prof Dr KH Imam Ghazali Said MA, saat melakukan peletakan batu pertama Gedung Perpustakaan Khofifah Indar Parawansa di Pesantren Mahasiswa An-Nur Wonocolo Surabaya, Sabtu (11/5/2024). Foto: MMA/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Pesantren Mahasiswa (Pesma) An-Nur Wonocolo Surabaya menggelar tasyakuran peletakan batu pertama pembangunan gedung perpustakaan dan tasyakuran haji. Yang menarik, gedung perpustakaan itu diberi nama Indar Parawansa.

“Karena tanahnya hibah dari Ibu Khofifah Indar Parawansa. Tanah itu tinggalan warisan dari orang tuanya,” kata Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A., pengasuh saat memberikan sambutan dalam acara peletakan batu pertama Gedung di Wonocolo Surabaya, Sabtu (11/5/2024).

Kepada BANGSAONLINE, Kiai Imam Ghazali mengaku mendapat tanah wakaf dari Khofifah itu saat dirinya umrah pada bulan suci Ramadan lalu. 

"Pada tanggal 27 Ramadan 1445 H atau 7 April 2024 saat kami I'tikaf di Masjidilharam, Dr. H. Mirwan Akhmad Taufiq, MA (anak mantu) ngirim info via WA," tutur Kiai Imam Ghazali Said.

Isinya? "Ibu Khofifah Indar Parawansa berkenan mewakafkan sebidang tanah miliknya sebelah selatan An-Nur ke pesma," tutur Kiai Imam Ghazali Said menuturkan isi WA-nya.

"Tentu kami sangat senang dengan rangkaian doa semoga tanah ini bermanfaat bagi kepentingan pendidikan yang inten berjalan di Pesma An-Nur," tambahnya.

Hadir dalam acara itu para kiai dan akademisi. Antara lain Prof Dr KH Ridwan Nasir (Ketua Yayasan Khadijah), KH Jazuli Nur, LC (pengasuh Pondok Pesantren Nurul Amanah Bangkalan), dan kiai-kiai lain.

Sementara Khofifah sendiri tak hadir. Ketua PP Muslimat NU itu diwakili beberapa kerabatnya.

Prof Dr , MA, saat memotong tumpeng pada acara peletakan batu pertama Gedung di Wonocolo Surabaya, Sabtu (11/5/2024). Foto: bangsaonline.

Menurut Prof Kiai Imam Ghazali, tanah hibah dari Khofifah itu seluas 6,9 X 21 meter. Tanah itu berada persis di samping .

“Bagi Bu Khofifah tanah itu gak penting. Tapi bagi sangat penting karena tanah itu menempel ke ,” kata Kiai Imam Ghazali Said sembari mengucapkan terima kasih kepada Khofifah Indar Parawansa.

Guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu menegaskan bahwa perpustakaan itu sangat banyak artinya bagi para mahasiswa, terutama mahasiwa yang mondok di .

Begitu juga bagi anak-anak. Karena perpustakaan Khofifah itu juga akan proyeksikan sebagai perpustakaan ramah anak.

“Karena itu kesenangan Bu Khofifah,” tutur pengasuh rubrik Tanya Jawab Islam di koran HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE itu.

Ulama asal Sampang Madura itu berharap hibah tanah dari Khofifah itu bisa seperti hibah tanah Universitas Al-Azhar Mesir, Universitas Al-Qarawiyyun (Karaouine, universitas tertua di dunia) Maroko, dan Unversitas Zaituna Tunisia. Yang meski sudah ribuan tahun tidak tenggelam, tapi justru semakin berkembang dan mendunia.

“Mungkin (besarnya An-Nur) tidak sekarang, tapi beberapa tahun akan datang,” kata Kiai Imam Ghazali Said yang secara serempak diamini oleh para kiai dan undangan yang hadir.

Rencana pembangunan itu ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Prof Dr KH Ridwan Nasir, KH Jazuli Noer, Prof Dr , dan Muchit Effendy.

“Semoga pembangunan lancar dan cepat selesai,” kata Kiai Imam Ghazali Said.

Acara itu juga ditandai dengan pemotongan dua tumpeng yang dilakukan oleh Kiai Imam Ghazali Said dan istrinya.

Kiai Imam Ghazali Said juga menuturkan bahwa acara itu sekaligus tasyakuran haji karena ia dan beberapa keluarganya akan menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO