MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Jumlah sapi siap jagal di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Mojokerto anjlok sejak harga daging mamalia ini melejit. Jika biasanya RPH ini bisa memotong 18 ekor sapi per hari, saat ini fluktuatif.
"Jumlah sapi terpotong turun sejak harga daging naik," kata Kepala Unit Pelayanan Terpadu Daerah Rumah Pemotongan Hewan (UPTD RPH) Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Machfur Selasa (11/8). Merosotnya jumlah sapi terpotong, ujar Machfur, berpengaruh secara signifikan terhadap retribusi RPH.
Baca Juga: Jelang Iduladha, Dispaperta Sidoarjo Temukan 3 Sapi Terinfeksi Virus PMK di Pedagang Hewan Kurban
Dadang Nurarifin, salah satu jagal sapi mengatakan, saat ini harga satu ekor sapi di kisaran Rp 28 juta dari harga Rp 26 juta. Kenaikan harga sapi terjadi sebelum bulan ramadhan lalu. Tak hanya soal harga, stok sapi di pasaran lokal pun terus berkurang.
"Tidak saja mahal, tapi sapi di pasar lokal makin sedikit. Sekarang hanya didapat dari Blitar. Harga sapi dari luar daerah jatuhnya lebih mahal lagi karena ada tambahan biaya angkut," ungkapnya.
Menurutnya, biasanya satu hari menyembelih satu ekor per hari, namun sejak harga sapi mahal, penyembelian di UPTD RPH Magersari tidak tertentu. "Selain itu, permintaan daging merosot dari biasanya," katanya.
Baca Juga: Jokowi dan Ma'ruf Amin akan Kurban Sapi dengan Distribusi Seperti ini
Sementara itu, Imron Rosidu, salah satu pedagang daging di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto menuturkan, kenaikan harga daging sapi terjadi sebelum bulan puasa lalu.
"Harga daging sapi biasa Rp 95 ribu per kilogram, super Rp 98 ribu per kilogram tapi saat ini Rp110 ribu per kilogram. Dulu, sehari bisa habis satu ekor tapi sekarang dua hari sekali satu ekor," keluhnya. (yep/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News