JAMBI, BANGSAONLINE.com - KKKS Jadestone Energy (Lemang) Pte. Ltd., akhirnya merampungkan milestone penting berupa mechanical completion atau penyelesaian pembangunan fasilitas gas dan pengaliran gas perdana ke dalam fasilitas dari sumur.
Ini merupakan fase akhir commissioning menuju komersialisasi gas, kondensat, dan LPG di Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati
Pembangunan Akatara Gas Processing Facility and Sales Gas Pipeline Project ini dilakukan sejak September 2022.
Andi Iwan Uzamah, General Manager dari Jadestone Energy (Lemang) Pte. Ltd., mengatakan Jadestone telah menyelesaikan mechanical completion pada 18 Juni 2024.
Selanjutnya, pada tanggal 22 Juni 2024 dilakukan pengaliran gas perdana dari sumur ke dalam fasilitas.
Baca Juga: Indonesia Exploration Forum 2024: Dukung Eksplorasi Migas Masif untuk Ketahanan Energi
Menurut Andi Iwan, capaian ini merupakan hasil upaya luar biasa dari semua pihak. Bukan hanya dari tim Jadestone, melainkan juga dari pihak SKK Migas, kontraktor, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya.
Sementara Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, optimis penyelesaian pembangunan fasilitas gas Akatara dapat menambah produksi gas nasional atau sebesar 25 MMSCFD.
"Fasilitas gas Akatara tentu sangat membantu penyaluran gas, sehingga komersialsiasi gas dapat memberi sumbangan signifikan bagi negara dan memenuhi kebutuhan PLN Batam," kata Hudi.
Baca Juga: Rancang FEED Proyek Geng North, SKK Migas Gandeng ITS dan ITB
Menurut hudi, SKK Migas akan terus mendorong KKKS, termasuk Jadestone Energy (Lemang) Pte. Ltd.. Tidak hanya untuk membangun fasilitas gas komersialisasi, tapi juga memperluas ekplorasi wilayah baru di Provinsi Jambi.
Jadestone Energy plc adalah perusahaan hulu migas independen yang berfokus di kawasan Asia-Pasifik.
Baca Juga: Pemkab Pamekasan dan Petronas North Ketapang Sosialisasikan Rencana Survei Migas
Perusahaan ini memiliki portofolio aset yang sudah berproduksi dan dalam pengembangan yang seimbang dan semakin terdiversifikasi di Australia, Malaysia, Indonesia, Thailand dan Vietnam, di mana semuanya termasuk dalam wilayah yurisdiksi yang stabil dengan iklim investasi hulu yang positif. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News