Universitas KH Abdul Chalim Mewisuda 658 Mahasiswa, Kiai Asep Ingatkan Visi-Misi UAC

Universitas KH Abdul Chalim Mewisuda 658 Mahasiswa, Kiai Asep Ingatkan Visi-Misi UAC DARI KIRI: Dr. H. Ilhamullah Sumarkan, M.Ag, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Syaikh Ahmad Mabrouk dan Syaikh Shodiq dari Sudan. Foto: MMA/bangsaonline

Listen to this article

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com () Pacet Mojokerto Jawa Timur menggelar Sidang Senat Terbuka untuk wisuda program sarjana-pascasarjana ke-V. Kali ini sebanyak 658 mahasiswa S1, S2 dan S3 diwisuda di Masjid Kampus KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Senin dan Selasa (26-27/8/2024).

Sidang Senat Terbuka yang dipimpin Rektor Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib) itu selain dihadiri para orang tua wisudawan juga dihadiri Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Hadir juga Dr Muhammad Albarraa (Gus Bara), Wakil Bupati Mojokerto yang juga Ketua Yayasan Amanatul Ummah dan Wakil Koordinator Kopertais Wilayah IV Surabaya, Dr. H. Ilhamullah Sumarkan, M.Ag serta Syaikh Ahmad Mabrouk, Ketua Bi’tsah Syaikh Al Azhar Mesir dan Syaikh Shodiq asal Sudan.

Juga hadir para ketua DPW Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dari berbagai provinsi. 

Saat menyampaikan sambutan Kiai Asep mengingatkan para wisudawan-wisudawati tentang visi-misi . Yaitu untuk mewujudkan manusia unggul, utuh, bertaqwa kepada Allah SWT, dan berakhlaqul karimah.

“Visi ini bertujuan untuk kemuliaan dan kejayaan Islam dan kaum muslimin, kemuliaan dan kejayaan bangsa Indonesia, dan untuk keberhasilan cita-cita kemerdekaan. Cita-cita kemerdekaan ini adalah terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia,” tegas putra pendiri NU dan pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu.

Sedangkan misinya, melaksanakan sistem pendidikan yang berlaku di Pondok Pesantren Amanatul Ummah secara bertanggung jawab atas pelaksanaan dan bertanggung jawab atas keberhasilan.

Dr. Muhammad Albarraa. Foto: Mohammad Sulthon Neagara/bangsaonline

Kiai Asep juga mengingatkan tentang Hadits Nabi bahwa tegaknya dunia karena ditopang empat pilar. Pertama, ilmunya para ulama yang dijadikan pedoman para pemegang kebijakan (pemerintah atau birokrat).

Kedua, penguasa atau pemerintah yang adil. Ketiga, kedermawanan orang-orang kaya atau para konglomerat. Keempat, doanya para fakir miskin.

“Yang nomor empat itu di sini tidak diproduksi. Tapi diganti dengan professional yang berkualitas dan bertanggungjawab,” katanya.

Berdasar Hadits itulah Kiai Asep menyiapkan lulusan dan Amanatul Ummah untuk menjadi ulama-ulama besar yang bisa menerangi dunia dan Indonesia.

Kedua, menjadikan santrinya sebagai pemimpin bangsa Indonesia dan dunia untuk menyejahterakan dan menegakan keadilan terutama di Indonesia.

Ketiga, menjadi konglomerat besar dengan kontribusi maksimal demi kesejahteraan bangsa Indonesia. Keempat, menjadi para professional yang berkualitas dan bertanggung jawab.

“Karena itu ada materi kuliah wajib di semua prodi. Yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris, akuntansi dan Aswaja (Ahlussunnnah wal jamaah),” kata Kiai Asep.

Ia juga mengingatkan para mahasiswa atau wisudawan agar tidak minder atau rendah diri. “Karena Innallah yuhibbu ma’aliyal umur wayukrahu safsafaha. Bahwa Allah sangat mencintai orang yang tinggi urusannya, tinggi cita-citanya dan Allah tidak suka atau benci orang yang rendah urusannya, rendah cita-citanya,” tegas Kiai Asep.

Karena itu Kiai Asep minta wisudawan yang berasal dari kawasan Mojokerto tidak hanya mendukung Gus Barra dan Khofifah Indar Parawansa tapi juga berjuang untuk memenangkan.

“Karena Mas Barra dan Bu Khofifah berpegang pada kaidah Tasyarraful imam ‘alarra’iyyah manuthun bil maslahah. Bahwa kebijakan seorang pemimpin harus diorientasikan pada kemaslahatan rakyat atau umat,” tegas Kiai Asep.

Sementara Gus Barra dalam sambutannya berpesan kepada seluruh wisudawan agar tidak berhenti belajar dan terus mengabdi kepada masyarakat. Cucu pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu yakin, bahwa ilmu tidak akan habis jika diajarkan kepada masyarakat.

“Justru ilmu pengetahuan itu kalau kita gunakan, kita terapkan, maka akan terus bertambah,” terang Gus Barra.

Gus Barra berharap agar seluruh wisudawan tidak berpuas diri atas apa yang telah diperoleh selama masa kuliah. “Yang terpenting dari pencapaian akademik saaat ini adalah kita jangan berpuas diri, jangan merasa cukup dengan yang didapat,” kata Gus Barra.

Oleh karena itu, ia berharap agar wisudawan tetap memiliki keinginan untuk terus menempuh pendidikan lanjutan, untuk mahasiswa yang lulus S1 agar melanjutkan pendidikan S2, jika lulus S2 maka melanjutkan ke pendidikan S3.

“Kalau sudah selesai, baru dilanjut pengabdian-pengabdian ke masyarakat,” tuturnya.

Gus Barra mengutip dalil Al Quran yang artinya bahwa Allah menjanjikan kepada setiap orang yang berilmu akan bertambah derajatnya. Maka, sekali lagi, Wakil Bupati Mojokerto itu menekankan agar semua wisudawan terus belajar dan melakukan pengabdian sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Senada dengan Gus Barra, Ilhamullah Sumarkan juga menekankan pentingnya para wisudawan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi.

“Faidza faraghta fanshab. Kalau sudah selesai tahap pertama, maka siap-siaplah ke tahap berikutnya,” kata Sumarkan yang pidatonya kocak karena banyak menampilkan singkatan-singkatan lucu.

“Karena tidak pernah sama antara orang orang berilmu dan orang tak berilmu. Tidak akan sama antara S1 dan S2 dan seterusnya,” tambahnya.

Apalagi jaman sekarang. “Dulu saya belum lulus S1 sudah diminta untuk mengajar di kampus saya (IAIN Sunan Ampel). Tapi sekarang jangan harap S1 bisa mengajar,” katanya mengingatkan para wisudawan betapa pentingnya gelar S2 dan S3 terutama bagi para guru atau dosen.

Acara wisuda itu dipungkasi doa yang dipimpin Syaikh Ahmad Mabrouk, Ketua Bi’tsah Syaikh Al Azhar Mesir. (MSN)

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO