MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Aksi bagi-bagi uang yang dilakukan calon incumbent nomor urut dua, Mustofa Kamal Pasa (MKP) saat kampanye di Kecamatan Sooko beberapa waktu lalu memantik reaksi dari rivalnya, Choirun Nisa-Arifudinsyah. Tim pemenangan paslon nomer urut 1 yang tergabung dalam Relawan Semut Ireng melaporkan dugaan money politik itu ke panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Mojokerto.
Relawan paslon nomor urut satu itu tiba di kantor Panwaslu di Jalan Raya Bangsal sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (07/09), dengan membawa sejumlah alat bukti pelanggaran berupa print out foto dan video pembagian uang oleh tim sukses berserta cabup Mustofa sendiri yang disimpan dalam flashdisk. Nominalnya antara Rp 10 sampai 50 ribu.
Baca Juga: Pilbup Mojokerto, Tiga Cabup-Cawabup Bertarung, Siapa Unggul?
“Kami melaporkan paslon nomor urut 2 yang telah membagikan uang secara langsung ke masyarakat saat kampanye pertanggal 1 dan 4 September di kecamatan Sooko dan Kecamatan Puri,” ungkap relawan Semut Ireng, Waras Sari Mulyo.
Selain melaporkan dugaan money politic, kubu Nisa-Syah itu juga menjelaskan tentang keterlibatan PNS dalam kampanye bertajuk blusukan deso tersebut. Waras mengakatan, banyak pejabat dari kecamatan sampai kepala desa yang mendampingi Mustofa saat itu. Ironisnya, mereka juga masih mengenakan seragam PNS. “PNS yang terlibat adalah Camat Sooko, Subandi, Kepala Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, dan Sekdes Mu’in,” bebernya.
Semut Ireng berharap, lanjut Waras, ada ketegasan dari pihak Panwas terjait hal ini, bahkan KPU Kabupaten Mojokerto diharapkan juga harus mencoret pasangan Mustofa-Pungkasiadi dari daftar calon bupati dan wakil bupati Mojokerto tahun 2015. “Panwaslu harus tegas, mereka (Mustofa-Pungkasiadi) harus dicoret dari daftar paslon,” pungkas Waras.
Baca Juga: Calon Independen di Mojokerto Wajib Punya Dukungan Minimal 62.338 Orang
Mendapat ''serangan'' begitu MKP justru menanggapi dengan enteng kalau aksi bagi-bagi uang itu sebagai bentuk sedekah. Calon incumbent Bupati Mojokerto ini mengklaim, jika dirinya memberi uang itu khusus untuk orang lanjut usia karena semata-mata rasa iba. "Saya lihat orang-orang tua itu kasihan," kelit MKP.
Ia menganggap pemberian uang darinya atau tim suksesnya kepada warga terjadi secara spontan. "Jadi enggak sengaja, hanya keinginan kerena spontanitas," sanggah MKP.
Alasan tersebut terkesan dibuat-buat pasalnya saat itu ratusan lembar uang pecahan Rp 10 ribu yang dibagikan tim suksesnya ke warga saat blusukan tampak sudah disiapkan terlebih dahulu. Bukan hanya uang, tim sukses juga membagikan stiker serta kaos putih bergambar nomor urut dua Mustofa Kamal Pasa - Pungkasiadi.
Baca Juga: Bawaslu Jadikan 4 Kampung Pioner Antimoney Politics
MKP menegaskan, usai mendapat teguran dari Panwaslu, pihaknya tidak lagi membagi-bagikan uang, melainkan akan diganti dengan bentuk barang salah satu sembako. "Oleh panwas enggak boleh dan sekarang kami ganti gula," ucapnya.
Ia menegaskan pemberian barang itu bagian dari sedekah ketika blusukan atau silaturrahmi ke masyarakat. "Itu sifatnya sodaqoh. Kalau kita silaturahmi enggak bawa apa-apa kesannya enggak pantas," elaknya. (gun/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News