Siswa Kelas 6 Sampoerna Academy Ciptakan 3-in-1 Tree, Solusi Inovatif untuk Kurangi Polusi Udara

Siswa Kelas 6 Sampoerna Academy Ciptakan 3-in-1 Tree, Solusi Inovatif untuk Kurangi Polusi Udara Siswa Kelas 6 Sampoerna Academy Ciptakan 3-in-1 Tree. (Ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sampoerna Academy sebagai pionir STEAM dan penyedia pendidikan kelas dunia kembali menggelar STEAM Expo 2025 yang fokus pada green technology and sustainability (teknologi hijau dan berkelanjutan), di mana untuk pertama kalinya berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Diselenggarakan secara serentak di seluruh kampus Sampoerna Academy pada 21-22 Februari 2025 lalu, acara tahunan ini bertujuan untuk mengundang para inovator muda agar dapat menunjukkan hasil pembelajaran STEAM yang telah didapatkannya di sekolah.

“Setiap tahunnya, siswa Sampoerna Academy baik individu maupun kelompok ditantang untuk berinovasi sambil menunjukkan hasil dari pembelajaran STEAM yang didapatkan di sekolah melalui karya inovatif yang berfokus pada teknologi hijau dan berkelanjutan,” kata Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, Anushia Senthevadivel, Jumat (7/03/2025).

“Kemudian, proyek mereka akan dikurasi oleh para juri dan dipamerkan secara publik kepada orang tua juga seluruh siswa selama STEAM Expo yang diselenggarakan secara serentak di seluruh kampus Sampoerna Academy," imbuhnya.

STEAM Expo 2025 mengangkat tema “Rethink, Recycle, Innovate”, di mana Sampoerna Academy ingin memotivasi para siswa untuk menunjukkan hasil dari pembelajaran STEAM melalui karya inovatif yang berfokus pada teknologi hijau dan berkelanjutan. Dari 21 proyek STEAM yang masuk ke babak final, salah satunya ada proyek 3-in-1 Tree karya Aireen Angelie, Alysia Kanaya, Nadifah Azizah, dan Amadeus Isaac dari Grade 6B.

Terinspirasi dari tingkat polusi udara di planet bumi yang semakin meningkat, proyek 3-in-1 Tree ini menggabungkan pohon artifisial, lampu jalanan, juga tempat duduk untuk berteduh dan beristirahat.

“Meski menanam pohon dapat membantu mengurangi polusi, tapi cara ini kurang efektif karena pohon membutuhkan waktu yang sangat lama untuk tumbuh besar. Apalagi, akhir-akhir ini sudah tidak ada lagi ruang untuk menumbuhkan pohon. Meski bisa tumbuh, pohon yang berukuran besar justru dapat merusak jalanan bahkan trotoar sekitar, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari,” jelas Aireen Angelie.

Proyek inovatif dan eco-friendly ini menggunakan dua energi terbarukan yaitu mikroalga dan sinar matahari. Mikroalga dapat berfotosintesis seperti pohon pada umumnya, bahkan diklaim mampu memproduksi setengah oksigen yang ada di dunia. Sehingga, membuatnya 10-50 kali lebih efisien daripada pohon.