Rasiyo: Coblos Bokong Ning Lucy, PDIP Minta Kontestasi Pilkada Menjaga Etika Politik

Rasiyo: Coblos Bokong Ning Lucy, PDIP Minta Kontestasi Pilkada Menjaga Etika Politik Pasangan Rasiyo-Lucy saat di RM Nur Pacific Surabaya. foto: maulana/BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Calon Walikota Surabaya, Rasiyo yang diusung Partai Demokrat (PD) dan Partai Amanat Nasional (PAN) melontarkan pernyataan mengejutkan. Bagaimana tidak, saat deklarasi dari orang-orang yang mengaku mantan kader PDIP di RM Nur Pasific, Jumat (9/10) malam, Rasiyo melontarkan kata-kata 'saru' terhadap pasanganya Lucy Kurniasari (Ning Lucy) yang didapuk sebagai Calon Wakil Walikota.

Dalam sambutannya, Rasiyo mengajak para pendukungnya menyoblos gambar Ning Lucy, bukan dirinya di kertas suara di Pilwali Surabaya, pada 9 Desember 2015 mendatang.

Baca Juga: Untuk Cawali Surabaya, Risma Dikabarkan Punya Dua Jago: Ery Cahyadi dan Hendro Gunawan

Alasannya, pasangan yang diusung Partai Demokrat dan Partai Amanah Nasional (PAN) ini, yang menjadi 'jago' nya adalah Ning Lucy. Sebab, mantan Ning Surabaya ini dianggap memiliki paras rupawan dan bertubuh elok, sehingga mampu menghipnotis pemilih di Pilkada serentak nanti.

"Sebentar lagi Ning Lucy akan datang. Saya yakin yang ditunggu-tunggu itu Ning Lucy, saya ini hanya pelengkap. Ning Lucy ini orangnya cantik, dia juga mantan Ning Surabaya, kalau ada yang bilang tidak cantik ya tidak normal," kata Rasiyo membuka sambutannya.

Selang beberapa menit, Lucy datang dan langsung berdiri di samping Rasiyo yang berorasi di atas panggung.

Baca Juga: PDIP Minta Mahar Hingga Rp 10 M, Cawawali Surabaya Punya Uang Berapa?

"Kalau ada gambar saya dan Ning Lucy di kertas pemilihan, jangan coblos gambar saya. Coblos saja gambar Ning Lucy, bila perlu coblos bokongnya (pantat)," ucap Rasiyo yang kemudian diteruskan dengan ucapan terima kasih dari Lucy kepada audience yang hadir di RM Nur Pacific.

Di acara deklarasi dukungan yang digelar orang-orang mengaku mantan anggota PDIP dan menamakan Forum Komunikasi Ababil itu, Rasiyo juga mengumbar sejumlah janji, meski diucapkannya berkali-kali: "Saya tidak berjanji."

Mantan Sekdaprov Jawa Timur ini berjanji akan membuat perubahan di Kota Surabaya. Dia berjanji akan lebih komunikatif dengan legislatif dan jajaran SKPD (satuan kerja perangkat daerah). Jika dipercaya memimpin Kota Pahlawan lima tahun ke depan, dia berjanji akan melayani warga dengan hati.

Baca Juga: PKB Intruksikan Kader Sosialisasikan Fandi Utomo sebagai Cawali Surabaya

"Tentu ini harus didukung. Kalau saya sendiri, cita-cita ini tidak akan pernah terwujud. Saya terima kasih atas dukungan dan kepercayaannya. ?Saya tidak berjanji, membangun taman itu gampang, nanti dana APBD kita optimalkan, kerja sama akan kita jalankan," kata Rasiyo dalam sambutannya sekaligus menyindir incumbent Tri Rismaharini, yang disokong PDIP.

Rasiyo, yang asli putra Madiun ini mengklaim sangat paham kondisi Surabaya. "Saya paham betul di Surabaya. Pimpinan di legislatif dan eksekutif tidak berjalan bagus, dengan SKPD-nya juga. Kalau tidak ada komunikasi dengan baik, bagaimana membangun Surabaya dengan baik," lagi-lagi dia menyindir komunikasi Risma.

Bahkan, mantan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur ini mencibir gaya kepemimpinan Risma selama lima tahun, yang tidak menjadi pengayom yang baik bagi jajaran SKPD. "Tidak ada situasi mengayomi selama ini. Saya tidak berjanji, mari kita kerja sama untuk Surabaya yang lebih sejahtera dan lebih berkeadilan."

Baca Juga: Di Depan 700 Kiai MWCNU-Ranting NU se-Surabaya, Kiai Asep: Wali Kota Surabaya Harus Kader NU

Di sisi lain, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Didik Prasetiyono berharap Pilkada Surabaya berlangsung dengan menjaga fatsoen atau etika berpolitik.

"Pilkada bukan sekadar urusan menang kalah semata. Pilkada adalah sarana momentum untuk memberikan pendidikan politik kepada rakyat, bagaimana politik harus dijalankan dengan santun dan bermartabat," kata Didik Prasetiyono.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah Calon Wali Kota Rasiyo menyatakan "Saya lebih PDI Perjuangan dari pada incumbent," saat di Restoran Nur Pacific, Gubeng, Surabaya.

Baca Juga: Rekap Pilkada Surabaya Tingkat Kecamatan Selesai: Risma-Whisnu 86,35%, Rasiyo-Lucy 13,65%

Menurut Didik, pernyataan calon yang diusung Partai Demokrat dan PAN itu dinilai tidak patut, dapat menyinggung martabat dan harga diri partai. "Dalam hal ini incumbent yang saat ini juga calon wakil wali kota Whisnu Sakti Buana yang Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya. Juga Bu Risma yang pada Juli kemarin menjadi anggota PDI Perjuangan," ujar Didik.

Keanggotaan PDI Perjuangan, jelas Didik, diatur dengan tegas di dalam konstitusi partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut. Di antaranya melalui proses pendaftaran diri, dan mengikuti proses kaderisasi yang telah ditentukan.

"Alangkah tidak pas bila Pak Rasiyo yang bukan anggota PDI Perjuangan dan sedang dalam pencalonan yang diusung Demokrat dan PAN, kemudian membuat pernyataan seperti itu," sesalnya.

Baca Juga: Temuan Pemilih Ganda oleh Bawaslu: Jika Terbukti, Rekomendasikan Pemungutan Ulang

Pihaknya berharap, kontestasi pilkada ini kedepan dilakukan dengan tetap menjaga etika dan kesantunan dalam berpolitik. Sebab, hal itu pasti akan direplikasi dan ditiru oleh rakyat. (lan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO