Hadiri Jambore Kesehatan 2025, Walkot Pasuruan Resmikan IPWL hingga Singgung soal Kebersihan Sungai

Hadiri Jambore Kesehatan 2025, Walkot Pasuruan Resmikan IPWL hingga Singgung soal Kebersihan Sungai Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo (dua dari kiri) saat menghadiri Jambore Kesehatan 2025.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com – Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo bersama Wakil Wali Kota menghadiri Jambore Kesehatan 2025 yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Pasuruan sebagai peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di Gedung Kesenian Dharmoyudho, Jumat (28/11/2025).

Dalam acara yang diikuti sekitar 800 kader kesehatan dan 700 tenaga kesehatan di seluruh wilayah Kota Pasuruan ini juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada 18 puskesmas, kelurahan, klinik, serta kader berprestasi.

Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, yang hadir bersama Wakil Wali Kota menyampaikan apresiasi atas acara yang digelar Dinkes Pasuruan.

“Ternyata kalau diberi kesempatan, dikasih panggung, tidak kalah dengan para artis-artis Ibu Kota,” ujarnya mengapresiasi penampilan tarian dari Puskesmas Bugul Kidul.

Dalam arahanya, Adi Wibowo menyoroti peran kader sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

“Saya yakin, yang hadir ini sekitar 800 kader, dan ini orang-orang yang ikhlas semuanya. Insentifnya belum seberapa, tetapi pengabdiannya luar biasa,” ucapnya.

Tak hanya itu, Adi Wibowo juga memuji capaian kinerja kesehatan di Kota Pasuruan yang dinilai terus membaik.

“Kalau kita lihat hari ini, Kota Pasuruan angka kesehatannya semakin meningkat. Berbagai prestasi dan inovasi sudah terbukti dari dinas kesehatan dan jejaringnya,” ungkapnya.

Dalam kegiatan tersebut, Pemkot Pasuruan juga meluncurkan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) sebagai fasilitas layanan rehabilitasi dan pelaporan penyalahgunaan narkoba.

Dua puskesmas yang ditunjuk sebagai IPWL adalah Puskesmas Sekargadung dan Puskesmas Trajeng yang kini menjadi pusat penanganan, pendampingan, dan asesmen bagi masyarakat yang membutuhkan layanan pemulihan.

Tak lupa, Wali Kota Pasuruan juga menyinggung soal kebersihan lingkungan, hal ini dikarenakan dia masih sering melihat popok yang dibuang ke sungai.

“Masih banyak warga yang membuang pampers ke sungai. Ini mitos, tidak benar kalau tidak dibuang di air nanti pantatnya sulit,” tegasnya.

Hal ini menjadi penekanan bahwa perubahan perilaku hidup bersih sangat bergantung pada edukasi berkelanjutan di tingkat masyarakat.

Selain itu, penanganan TBC disebut sebagai salah satu fokus utama yang memerlukan dukungan serius kader dan puskesmas, terutama dalam deteksi dini dan pemantauan warga bergejala.

Meski terdapat penyesuaian anggaran transfer pusat, Wali Kota menegaskan bahwa kesehatan masyarakat tetap menjadi sektor prioritas Kota Pasuruan.

“Generasi sehat tentu akan menjadi masa depan yang hebat,” ungkapnya.

“Komitmen ini menjadi dasar bahwa pembangunan sumber daya manusia harus diawali dengan penguatan kesehatan sejak usia dini dan berbasis layanan masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, dr. Shierly Marlena menyampaikan bahwa puskesmas di Kota Pasuruan sudah menjadi puskesmas Integrasi Layanan Primer (ILP) dan di setiap satu kelurahan terdapat 1 puskesmas.

“270 Posyandu juga sudah bertransformasi menjadi Posyandu ILP, kami juga melakukan berbagai langkah untuk mencegah wabah,” ujar Shierly. (par/msn)