SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menjelang debat publik tahap kedua, kedua pasangan calon walikota dan wakil walikota masing-masing Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana dan Rasiyo-Lucy Kurniasari sama-sama siap tempur.
Tim Pemenangan Cawali-cawawali Tri Rismaharani-Whisnu Sakti Buana menyatakan, persoalan Kebangsaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menjadi tema Debat Publik Pilkada Surabaya, Jumat (6/11) depan, selaras dengan ideologi PDI Perjuangan.
Baca Juga: Untuk Cawali Surabaya, Risma Dikabarkan Punya Dua Jago: Ery Cahyadi dan Hendro Gunawan
Sebagai kader PDIP, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana selama menjabat Wali Kota dan Wali Kota Surabaya periode sebelumnya, selalu dalam bingkai kebangsaan dan NKRI. "Dalam tataran pemerintahan, itu sudah dipraktikkan para kepala daerah dari PDI Perjuangan, termasuk Surabaya," jelas Sekretaris Tim Pemenangan Risma-Whisnu, Adi Sutarwijono, Rabu (4/11).
Oleh karena itu, kata Adi, pasangan Risma-Whisnu sangat siap mengikuti agenda debat yang diselenggarakan KPU Surabaya di Hotel Shangri-La tersebut. "Kami senang dengan tema yang diangkat, karena selaras dengan garis ideologi PDI Perjuangan," sebutnya.
Politisi yang juga Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini mengungkapkan, isu yang akan disampaikan pasangan petahana itu, di antaranya Surabaya sebagai Kota Multikultur. "Artinya, Surabaya menjadi hunian semua golongan, suku, dan agama. Mereka hidup damai dan berkembang di Surabaya," urai dia
Baca Juga: PDIP Minta Mahar Hingga Rp 10 M, Cawawali Surabaya Punya Uang Berapa?
Sementara itu, berkaitan dengan NKRI, lanjut Awi, bahwa Kota Surabaya adalah satu kesatuan dari pemerintah pusat. "Berkaitan dengan NKRI, gak mungkin Surabaya keluar dari pakem strategi politik nasional," katanya.
Dia menambahkan, untuk menunjukkan Surabaya sebagai kota multikultur. Selama ini semua suku hidup berdampingan dengan baik di wilayahnya masing-masing.
Karena itulah, dalam menghadapi debat yang ditayangkan secara live oleh JTV nanti, pasangan Risma-Whisnu tidak menyiapkan secara khusus. Pasangan calon hanya menelaah kembali kebijakan yang telah dilakukan selama masa memimpin Surabaya.
Baca Juga: PKB Intruksikan Kader Sosialisasikan Fandi Utomo sebagai Cawali Surabaya
"Kita hanya buka file kebijakan 5 tahun kemarin yang telah dikerjakan dan memberi kontribusi yang signifikan," terangnya.
Sementara Calon Walikota Surabaya Rasiyo tidak lupa mengembangkan aspek spritual untuk membangun Surabaya. Calon walikota yang berpasangan dengan Lucy Kurniasari memilih melakukan safari pesantren menjelang debat tahap kedua.
Mantan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur ini rajin mengunjungi pesantren-pesantren di Surabaya. Salah satunya ke Pondok Pesantren Tahfidul Qur'an Sunan Giri Wonosari Surabaya, Selasa (3/11) malam. Jauh sebelumnya juga mendatangi Pondok Pesantren di Sidosermo.
Baca Juga: Di Depan 700 Kiai MWCNU-Ranting NU se-Surabaya, Kiai Asep: Wali Kota Surabaya Harus Kader NU
Calon walikota yang diusung Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku, pembangunan aspek spritual bagian elemen penting agenda pembangunan kota. Pengembangan infrastruktur tidak cukup tanpa ada penanaman spritual kepada generai muda.
"Agenda pembangunan kota itu didalamnya harus ada aspek spritual, spritual itu sangat penting," ujarnya.
Dia berjanji akan memperhatikan semua agama di Surabaya. Selama ini, Paklik Rasiyo, biasa disapa, sudah melakukan komunikasi intensif dengan berbagai elemen masyarakat. Tujuannya adalah menampung aspirasi dari bawah langsung."Saya lakukan komuniksi dengan masyarakat, apa sih yang dikehendaki. Kita ingin membangun Surabaya lebih baik dan dari pinggirian yang selama ini kurang diperhatikan," terangnya.
Baca Juga: Rekap Pilkada Surabaya Tingkat Kecamatan Selesai: Risma-Whisnu 86,35%, Rasiyo-Lucy 13,65%
Di sisi lain, menjelang pelaksanaan debat publik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya menggelar pertemuan yang dihadiri jajaran Komisioner, dua tim pemenangan pasangan calon walikota dan wakil walikota Surabaya, Polrestabes Surabaya dan Polrestabes Tanjung Perak. (lan/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News