Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dalam saraseharan di Pondok Pesantren Al-Hikmah Bandar Lampung, Sabtu (6/12/2025). Foto: MMA/bangsaonline
BANDAR LAMPUNG, BANGSAONLINE.com – Konflik terbuka PBNU yang kini menjadi perbincangan nasional, membuat para kiai dan warga NU prihatin. Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengajak para kiai dan pengurus NU untuk melakukan muhasabah atau instropeksi secara menyeluruh.
Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengatakan konflik yang telah membuat warga NU malu itu bisa jadi terkait dengan dugaan risywah saat Muktamar ke-34 NU di Lampung 2021. Sebab, tegas Kiai Asep, uang hasil risywah sangat berpengaruh terhadap prilaku dan kepemimpinan seseorang.
Menurut Kiai Asep, risywah menjadi pangkal kemudlaratan di semua sektor, baik dalam bernegara maupun berorgarnisasi, termasuk organisasi keagamaan seperti NU.
“Kita jangan jadi ulama syu’, jangan jadi ulama yang hanyut oleh uang atau ulama yang hanyut oleh tambang,” tegas Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dalam acara saraseharan di Pondok Pesantren Al-Hikmah Bandar Lampung, Sabtu (6/12/2025).
Hadir dalam acara itu pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah KH Basyaruddin Maisir, Rektor Universitas Lampung Prof Dr Ir Lusmeilia Afriani, DEA, IPM, ASEAN, Eng, Ketua Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) Lampung Prof Dr KH Imam Syafei, MAg, dan tokoh lainnya.
Kiai Asep kemudian bercerita tentang peristiwa Muktamar ke-29 di Cipasung Jawa Barat pada 1-5 Desember 1994. Menurut Kiai Asep, dalam Muktamar tersebut Gus Dur melawan Abu Hasan yang diback up penuh oleh Pemerintah Orde Baru terutama Presiden Soeharto.
“Tapi Gus Dur menang,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pegunu itu.
Menurut Kiai Asep, Gus Dur menang karena faktor idealisme dan integritas moral. Sikap Gus Dut itu, tegas Kiai Asep, berpengaruh pada ketua PWNU dan ketua PCNU sehingga mereka tak bisa dibeli.
“Jadi tergantung pada ketua-ketua PWNU dan ketua-ketua PCNU,” tegas pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.
Kiai Asep mengaku rindu NU seperti itu. “Jadi jadi pengurus NU itu murni pengabdian,” ujar kiai miliarder tapi dermawan itu.
Kiai Asep mensinyalir, Muktamar ke-34 di Lampung pada 22 – 24 Desember 2021 justru sebaliknya. Menurut Kiai Asep, ada dugaan kuat terjadi riswah atau uang sogok besar-besaran. Kiai Asep mengaku mendapat informasi dari beberapa ketua PCNU dan ketua PWNU.
“Temuan saya itu sampaikan di depan kiai-kiai saat pertemuan di Pondok Pesantren Ash-Shodiqiyah Semarang. Saat itu ada Gus Mus, ada Kiai Miftah, ada Kiai Dimyati, ada Yahya Staquf, ada Kiai As’ad Ali, ada Said Aqil, tapi dia datang belakangan,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa pertemuan para kiai itu berlangsung menjelang Muktamar NU di Lampung.
“Jadi saya sudah mengingatkan,” tegas putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU, yang pada 10 November 2023 ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
“Temuan saya itu sampaikan di depan kiai-kiai saat pertemuan di Pondok Pesantren Ash-Shodiqiyah Semarang. Saat itu ada Gus Mus, ada Kiai Miftah, ada Kiai Dimyati, ada Yahya Staquf, ada Kiai As’ad Ali, ada Said Aqil, tapi dia datang belakangan,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa pertemuan para kiai itu berlangsung menjelang Muktamar NU di Lampung.
“Jadi saya sudah mengingatkan,” tegas putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU, yang pada 10 November 2023 ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Akibatnya, kata Kiai Asep, Muktamar yang diduga banyak riswah itu melahirkan pengurus PBNU seperti sekarang. Karena itu Kiai Asep minta Muktamar NU akan datang harus bersih dari riswah.
“Kalau ada risywah langsung ditangkap,” tegas Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, hanya dengan cara itulah marwah NU akan kembali naik dan baik.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE, Senin (8/12/2025), Kedatangan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dan rombongan di Bandar Lampung mendapat sambutan hangat. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu tiba di Bandar Udara Internasional Radin Inten II Bandar Lampung sekitar pukul 8 pagi, Sabtu (6/12/2025).
Kiai Asep dan rombongan dijemput Ketua Wilayah Persatuan Guru Nadhaltul Ulama (PW Pergunu) Lampung Prof Dr KH Imam Syafei, MAg, dan beberapa koleganya di VIP Bandara Radin Inten II Bandar Lampung. Tampak juga Sekjen Pimpinan Pusat Pergunu Dr Aris Adi Laksono. Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu berangkat lebih dulu ke Lampung karena mempersiapkan acara seminar yang digelar Pergunu sekaligus pelantikan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) Provinsi Lampung.
Kiai Asep ke Bandar Lampung untuk menghadiri seminar Pergunu dan pelatikan JKSN Lampung di Aula Fakultas Kedokteran Unila.
Sebelum menghadiri acara tersebut Kiai Asep disambut Rektor Unila Prof Dr Ir Lusmeilia Afriani, DEA, IPM, ASEAN, Eng, dan para wakil rektor di ruang Rektorat Unila. Kiai Asep diminta Rektor Unila untuk mendoakan Unila dan semua civitas akademika Unila.
Kiai Asep dan Prof Dr Ir Lusmeilia Afriani kemudian menuju tempat acara Pergunu yang diikuti rombongan Kiai Asep dan civitas akademika Unila.
Rombongan Kiai Asep antara lain, Dr Achmad Rubaie (Unitomo Surabaya), Ahmad Zuhri (Waketum Pergunu), Mohammad Fachruddin (PAN Jatim), dan Muhammad Ghofirin (Sekjen JKSN).





