SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan mendatangi lokasi situs candi yang ditemukan di Dusun Jaretan RT 18 RW 7 Kelurahan Urangagung Kecamatan Sidoarjo untuk melakukan pendalaman mulai bentuk batu bata, pengukuran batu bata dan melakukan pengukuran lebar, tinggi serta kedalaman genangan air di sana.
"Setelah kami mengetahui secara langsung, sekilas kalau dilihat ada semacam temuan yang serupa di Kediri. Hasil dari interpretasi awal, (situs) adalah bagian dari terowongan atau irigasi. Tapi, ketika kami lihat dibandingkan dengan temuan yang ada di Trowulan, sedikit berbeda," kata staf perlindungan BPCB Jawa Timur, Pahadi kepada wartawan, Kamis (26/11).
Baca Juga: Tumbuhkan Bibit Unggul, Kartar Candi Sidoarjo Gelar Turnamen Sepak Bola U-15
Penyidikan lebih lanjut situs tersebut, sambung Pahadi, harus dilakukan karena temuan itu cukup signifikan.
"Artinya, bentuk masih utuh walaupun apakah nanti akan memanjang ke utara atau ke selatan. Kalau dari sisi batanya, kita lihat cukup signifikan menggunakan batu lama. Jadi perlu dilakukan kajian lebih dalam, apakah (situs) ini peninggalan dari kerajaan Mojopahit atau lebih tua dari itu," imbuhnya.
Kalau ada masyarakat yang memanfaatkan air untuk di komsumsi, sambung Pahadi, pihaknya tidak bisa membatasinya. "Kalau masyarakat bisa nyaman dengan (konsumsi air) itu, silahkan. Karena kajian kami tidak ada kaitan dengan mistik. Kami mengedepankan kajian latar belakang sejarah," paparnya.
Baca Juga: STIKes Hang Tuah Surabaya Gelar Pengabdian Masyarakat di Candi Sidoarjo
Ditambahkan, hal tersebut menjadi titik awal bagi pihaknya dalam menentukan kebijakan tentang pelestariannya terutama untuk pengembanganya, pengelolaannya dengan baik antara masyarakat dengan pemerintah.
"Karena tak mungkin pemerintah berjalan sendiri harus ada dukungan dari masyarakat terdekat," imbuhnya.
Pahadi mengaku pihaknya akan melakukan pendalaman lebih detail temuan yang ada di Sidoarjo ini.
Baca Juga: Proyek Betonisasi Ruas Jalan di Candi Sidoarjo Capai 36 Persen
"Apakah (situs) ini di masa kerajaan Majapahit atau lebih tua dari kerajaan Majapahit atau kerajaan Kediri. Ini (situs) kemungkinan adalah sistem irigasi, bukan kanal pengendali banjir berskala besar," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, warga menemukan situs yang menyerupai candi di dusun Jenretan Kelurahan Urangagung Kecamatan Sidoarjo pada Kamis (29/10) lalu. Saat itu, warga setempat akan membuat sumur untuk menyirami tanaman kedelai di tengah sawah. Sampai saat ini, situs masih banyak dikunjungi oleh masyarakat untuk mengambil air yang ada di kolam situs guna untuk penyembuhan penyakit. Selain itu, warga sekitar juga bisa mendapatkan berkah tersendiri. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News