SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Adanya fenomena artis yang terjerumus dan menjadi pekerja seks komersial (PSK) membuat raja dangdut Rhoma Irama miris. Padahal, di kalangan artis dangdut, Rhoma mengaku kerap memberikan masukan agar artis tidak terjerumus pada perilaku tak terpuji, termasuk pergaulan bebas.
Artis senior ini melihat, fenomena tersebut menjadi pelajaran sekaligus tantangan ke depan dunia hiburan. Rhoma mengatakan prostitusi sudah ada sejak zaman dulu dan menyasar siapa saja, tak terkecuali artis termasuk artis dangdut.
Baca Juga: Otak Penyekapan 12 Perempuan di Sememi Lolos, Penjaga Rumah Ditindak Tipiring
“Itu (prostitusi) tantangan di dunia modern dan globalisasi seperti sekarang ini,” kata Rhoma usai mengisi Studium General bertajuk “Mendendang Ruhud Dakwah Kebangsaan untuk Indonesia” di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Senin (14/12).
Seperti diberitakan, belakangan ini publik disuguhi kabar soal artis yang terjerumus dalam prostitusi online. Bermula dari mucikari Roby Abas yang diduga menjajakan tubuh artis Amel Alvi dan puluhan artis lain, lalu terungkap prostitusi online di Surabaya yang melibatkan nama artis seksi Anggita Sari.
Terbaru, nama artis Nikita Mirzani dan finalis Putri Indonesia, Puty Revita, dikabarkan diamankan polisi di sebuah hotel di Jakarta setelah menjajakan tubuhnya melalui mucikari O dan F.
Baca Juga: Kabar Dugaan Penyekapan 12 PSK di Surabaya oleh Mucikari, Warga Ungkap soal Hutang hingga Preman
Menurut Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama, saat awal terjun ke dunia musik, pergaulan bebas, narkoba dan mirasantika sudah menjadi keseharian para seniman. Mereka juga meninggalkan salat. Dalam tradisi yang berkembang di antara mereka, seniman musik bebas melakukan apa saja.
“Pergaulan bebas, ninggalin salat udah biasa. Maka itu menjadi keresahan saya. Jadi kalau solat ndak seniman banget. Bagi mereka seniman itu mabuk, ndak solat,” ungkapnya sambil menahan isak tangis mengenang tantangan memulai karir sebagai penyanyi.
Bermula dari itu, Bank Haji ini tertantang untuk menyampaikan dakwah melalui musik. Tugas pertamanya mengajarkan salam. Setiap manggung, Rhoma bersama kelompok musiknya, Soneta selalu menyapa penonton dengan kalimat pembuka Asslamualaikum.
Baca Juga: Polda Jatim Bongkar Praktik Prostitusi di Royal KTV
“Tampil di Ancol saya memulai dengan salam langsung hujan sandal, semua menghujat karena dianggap membawa agama,” katanya.
Penolakan itu menurut Rhoma wajar. Dia memahami betul kondisi saat itu. Ada dikotomi antara dakwah dan musik. Padahal, menurutnya, ada celah di mana dakwah bisa masuk dalam musik. Musik dakwah adalah harus betul kawin dengan melodi musik, dan aransemen musik. “Musik dakwah saat ini terbukti efektif. Banyak yang taubat gara-gara lagu saya,” tambahnya menegaskan. (sby4/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News