BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Setelah geger adanya terompet tahun baru yang menggunakan bahan dasar sampul Alquran di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, terompet berbahan sampul Alquran juga beredar di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Rabu (30/12). Terompet tersebut ditemukan saat dijual pedagang di Jalan Panglima Sudirman.
Penemuan terompet berbahan sampul Alquran itu berdasarkan hasil patroli dari anggota Kodim 0829 Bangkalan. Patroli yang dipimpin Pasi Intel Kodim bersama empat anggotanya untuk merespons adanya penemuan terompet berbahan sampul Alquran di sejumlah daerah lain.
Baca Juga: Menghina Agama Lain, Apa Manfaatnya?
"Memang benar anggota kami menemukan terompet berbahan dari Alquran. Totalnya ada sekitar 53 terompet," terang Dandim 0829 Bangkalan Letkol Inf Sunardi Istanto.
Menurut Sunardi, saat ini puluhan terompet beserta pemiliknya sudah diserahkan ke Polres Bangkalan untuk proses lebih lanjut. Pihaknya mengimbau pada pedagang terompet agar tidak menjual terompet berbahan sampul Alquran.
Tulisan kaligrafi arab serta keterangan bertulisan 'Alquran dan Terjemahannya dengan Transliterasi Arab - Latin Juz 1 - Juz 30 Kementrian Agama RI' jelas terlihat di kertas mengkilap berwarna merah.
Baca Juga: Geger, Lima Remaja Lampung Lecehkan Islam, di Masjid hanya Kenakan Celana Dalam
Kertas tersebut dibalutkan ke tubuh terompet dan topi kerucut yang dijual untuk perayaan malam pergantian tahun.
Topi kerucut dari sampul Alquran yang ditemukan di Bangkalan
Baca Juga: Kasus Pendeta Ruth Ewin: Mengaku Salah, Pihak Gereja Berjanji Meminta Maaf di Media Massa
Polisi juga menangkap dua penjual terompet berinisial SH (37), warga Lebak dan MR (38), warga Demangan, Kecamatan Kota.
Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Adi Wira Prakasa menyatakan, penyitaan terompet dan topi kerucut itu dilakukan setelah pihaknya melakukan penyelidikan atas temuan terompet yang diduga berbahan sampul Alquran.
"Setelah di beberapa daerah seperti Blitar dan Kediri ditemukan, kami melakukan penyelidikan. Ternyata di sini ada," ungkap mantan Kapolsek Arosbaya itu.
Baca Juga: GP Ansor Siap Kawal Penyelesaian Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Ruth Ewin
Ia menegaskan, atribut perayaan pergantian tahun bertuliskan kaligrafi arab itu sangat sensitif lantaran mayoritas masyarakat Indonesia pemeluk agama Islam.
Sementara di Blitar, terompet berbahan sampul Alquran juga ditemukan setelah Polres Blitar melakukan razia sejak Senin malam (28/12) hingga Selasa (29/12).
Dalam razia tersebut polisi berhasil menyita 472 terompet dari beberapa penjual sekaligus mengamankan WS, agen terompet warga Desa Mronjo, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar.
Baca Juga: M Saifuddin Siap Jadi Pengacara Gratis Alumni Tebuireng untuk Gugat Pendeta Ruth Ewin
Kapolres Blitar AKBP Muji Ediyanto menjelaskan, 472 terompet itu ditemukan di beberapa tempat penjualan antara lain di wilayah Kecamatan Wlingi dan Kesamben.
“Dan setelah kita telusuri terompet itu didapatkan dari seorang bernama WS, warga Desa Mronjo, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar. Kami langsung cek dan WS langsung kami bawa ke kantor untuk diperiksa dengan status saksi,” kata Muji kepada wartawan.
Ditambahkan Muji, berdasarkan pengakuan WS dia mendapatkan bahan terompet tersebut dari daerah Wonogiri.
Baca Juga: Kasus Pendeta Ruth Ewin Masuk Delik Umum, Aliansi Umat Islam Datangi Polres Blitar Kota
Menurut Muji, WS sendiri mengaku tidak ada unsur kesengajaan membeli bahan terompet yang bersampul Alquran itu meski dirinya sempat ragu-ragu jika dikemudian hari akan menjadi masalah.
“Namun karena agen besar di Wonogiri itu mengatakan tidak apa-apa maka WS dan istrinya akhirnya tetap membeli bahan terompet berbahan sampul Alquran. Dan kami sudah berkoordinasi dengan Polres Wonogiri dan si pemilik agen itu sekarang sudah diperiksa. Kapolres Wonogiri AKBP Wendro sudah mengatakan menindaklanjuti persoalan yang ada di Blitar ini,” jelas Muji.
Sementara Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk ikut menyelesaikan kasus peredaran terompet yang terbuat dari sampul Alquran.
Baca Juga: Pendeta Ewin juga Ngaku Keturunan Kiai Jauhari Jember, Kiai Sadid Jauhari: Pidanakan Saja!
Ia mengatakan, Presiden Jokowi dapat memerintahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan untuk mengatasi masalah ini dengan serius.
"Jangan sampai masalah ini diabaikan karena ada gejala yang sangat tidak baik," ujarnya, Rabu (30/12).
Djan melihat ada upaya membenturkan Jokowi dengan umat Islam di balik kasus ini. Sebelum beredarnya terompet kontroversial ini, ada oknum yang mencoba mengadu domba partai Islam dan membenturkan Jokowi dengan partai Islam tersebut.
Baca Juga: Kasus Pendeta Ruth Ewin, FKUB Minta Wali Kota Blitar segera Ambil Tindakan
Namun saat upaya itu tidak mempan, oknum tersebut menggagas pebuatan terompet yang berasal dari sampul Alquran. Bukan tidak mungkin ada upaya-upaya lain yang mencoba mengkerdilkan umat Islam.
"Kalau Pak Jokowi tidak bertindak tegas, kami khawatir akan menyebabkan gerakan Islam yang nanti melawan beliau. Ini yang kami tidak mau," jelasnya.
Djan ingin melihat pemerintahan berjalan stabil, kuat dan didukung umat Islam yang jumlahnya mencapai 85 persen dari total seluruh penduduk Indonesia. Djan merasa kasihan apabila Jokowi dibenturkan dengan jumlah umat Islam yang begitu besar ini.
Sementara Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyebut bahwa polisi tak tinggal diam dan masih menyelidiki perkara tersebut.
"Itu sedang penyelidikan, panjang itu ceritanya. Itu dari sana (Jateng) kemudian Wonogiri, Solo, ke Kudus dan lainnya sehingga masih penyelidikan," ujar Kapolri kepada wartawan.
"Motif ya belum sampai, belum ketemu orang yang buat," sambung Badrodin. (mer/rol/tic/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News