Curah Hujan Bojonegoro Tinggi, Harga Gabah Terus Turun

Curah Hujan Bojonegoro Tinggi, Harga Gabah Terus Turun Para petani di wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo Bojonegoro sedang panen padi. foto: eky nurhadi/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Para petani di wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo Bojonegoro sedang melakukan panen raya padi. Tanaman padi para petani luput dari luapan air terpanjang di pulau jawa itu, namun sayang harga jual gabah petani di beberapa kecamatan itu terus turun.

Harga jual gabah ditingkat petani saat ini senilai Rp3.800/Kilogramnya. Sebelumnya harga jual gabah basah senilai Rp4.600/Kg. Turunnya harga gabah itu disebabkan tingginya curah hujan yang terus turun. Selain itu, kualitas gabah juga tidak sebagus hasil panen beberapa bulan lalu.

Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, ​Pemkab Bojonegoro Salurkan Bantuan Pupuk Subsidi dan Benih Padi

"Harganya terus turun, terkadang masih kena R (refaksi,red) saat ditimbang pembeli," ujar salah satu petani di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Aris Wahyudi Rabu (3/2/16).

Menurut dia, dengan terus turunnya harga gabah itu para petani memilih memanen sendiri kemudian gabahnya ditimbun di rumah. Biasanya, para petani menjual gabahnya dengan cara ditebas atau diborong oleh pembeli.

Ia memprediksi harga jual gabah basah akan terus turun seiring tingginya curah hujan yang terus mengguyur. "Banyak ruginya kalau dibeli pembeli, karena terkena refaksi 2 kilo gram per satu kuwintalnya," jelasnya.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tanaman Tembakau Ratusan Petani di Bojonegoro Tergenang Air dan Mati

Para petani yang melakukan panen raya itu diantaranya di Kecamatan Kanor, Baureno, Sumberejo, Balen dan Kapas. Para petani dapat panen tiga kali ini selama satu tahun, biasanya mereka hanya dapat panen satu hingga dua kali karena terendam air dari Sungai Bengawan Solo. (nur/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO