Elnino Lemah, Petani Tembakau Di Bojonegoro Berkurang

Elnino Lemah, Petani Tembakau Di Bojonegoro Berkurang BAKAL BERKURANG-Seorang petani tengah merawat tanaman tembakau, di Bojonegoro, Minggu (18/5/2014). foto : eky nurhadi/BangsaOnline

BOJONEGORO (BangsaOnline) – Tanaman tembakau di Kabupaten Bojonegoro tahun ini diprediksi menurun. Hal itu terlihat di beberapa wilayah di Bojonegoro yang mulai bertanam tembakau hanya sedikit dibanding tahun lalu. Nampaknya, tahun ini, para petani lebih memilih bertanam padi dan cabe ketimbang tanaman tembakau.


Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jumari menjelaskan, memang tahun ini para petani tembakau di Bojonegoro agak berkurang, hal itu disebabkan elnino lemah yang akan terjadi pada tahun ini.

"Nampaknya para petani sudah bisa memprediksi sendiri, elnino lemah sedang terjadi, makanya para petani lebih memilih bertanam padi, karena jika tembakau akan rentan terserang penyakit," jelasnya, Minggu (18/5/2014).

Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen


Dikatakannya, jika tahun ini petani yang akan bertanaman tembakau di Bojonegoro hanya sekitar 40%. Sedangkan pada tahun lalu sekitar 60%, sementara permintaan tembakau dari sejumlah pabrik di Bojonegoro tahun ini diperkirakan mencapai 30%. "Kalaupun tahun ini tembakau di Bojonegoro kualitasnya bagus harganya akan lumayan tinggi," tandasnya.

Terpisah salah satu petani tembakau di Desa Simorejo, Kecamatan Kanor, Kawit (52) menjelaskan, meski para petani di desanya banyak yang menanam padi dan cabe, dirinya tetap menanam tembakau. Sebab, menurut dia, saat musim kemarau yang cocok itu tanaman tembakau.


"Yang tanam padi pun sekarang masih mengandalkan air hujan, kalau saya tanami padi nanti takutnya kekeringan, tetapi kalau tembakau pasti tambah bagus kalau kering," jelasnya.

Baca Juga: Ratusan Kelompok Tani Tembakau di Blitar Dapat Bantuan Alat Senilai Rp2 Miliar dari DBHCHT


Saat ini dia sudah memilik bibit tembakau sekitar 30 ribu pohon yang usianya sudah sekitar 15 hari. Sedangkan bibit yang dibutuhkan disawahnya sebanyak 25 ribu. "Nanti kalau masih ada sisanya ya saya jual," imbuhnya.


Ia berharap tanaman tembakaunya dapat tumbuh secara maksimal meski cuaca pada tahun ini tidak menentu. Terlebih harganya dapat mahal seperti pada empat tahun yang lalu mencapai Rp30.000 per kilo gram (kg). "Kalau tahun kemarin harganya cuma Rp3.000, paling mahal Rp7.000, mudah-mudahan tahun ini mahal," katanya.

Pantauan di lapangan, sejumlah desa di Kecamatan Kanor sudah mulai dicangkul untuk ditanami tembakau. Di beberapa desa di kecamatan Baureno, Sumberjo dan Kepohwates pun juga akan ditanami tembakau. Warga akan mulai menanami tembakau antara 25-29 Mei 2013 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO