SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Puluhan mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sidoarjo berunjuk rasa memperingati kelahiran Pancasila 1 Juni di depan Kantor Pemkab dan DPRD Sidoarjo, Rabu (1/6).
Selain menuntut pendidikan gratis selama 12 tahun, para aktivis PMII berasal dari sejumlah perguruan tinggi di Sidoarjo ini menolak rencana pengeboran sumur migas oleh Lapindo Brantas Inc (LBI).
Baca Juga: Ini Daftar Pejabat Tak Hafal Pancasila dan 40 % Mahasiswa Jabar Tak Hafal Pancasila
Salah satu alasan penolakan itu, terkait belum tuntasnya ganti rugi warga korban lumpur hingga 10 tahun ini. "Sudah 10 tahun, tapi Lapindo belum selesaikan masalah ganti rugi, " teriak salah satu mahasiswa, Ariski, saat berorasi di depan Kantor DPRD Sidoarjo.
Diketahui, hingga kini masih ada 84 berkas yang belum menerima ganti rugi dari Lapindo. Berkas itu di luar 3.331 berkas yang dibayarkan oleh pemerintah.
Selain itu, kata mahasiswa IAI Al-Khoziny Sidoarjo ini, tragedi semburan lumpur Lapindo masih terekam di memori masyarakat. Ribuan rumah, lahan pertanian, bahkan perindustrian tenggelam akibat bencana tersebut.
Baca Juga: Puncak Satu Abad NU, IKA PMII Sidoarjo Siapkan 6 Posko, Fasilitasnya Macam-Macam
"Nilai-nilai Pancasila yang ada di Pemerintahan kabupaten Sidoarjo saat ini sudah luntur. Karena hingga detik ini, pemerintah masih belum bisa bersinergi dengan keinginan rakyat," cetus Ketua Cabang PMII Sidoarjo, Muhammad Mahmuda, di sela aksi.
Sementara soal tuntutan pendidikan gratis, mahasiswa PMII prihatin karena membandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sidoarjo Rp 1,396 Triliun, namun ternyata belum mampu menggratiskan sekolah SD, SMP, dan SMA.
Dalam aksinya, mahasiswa membawa replika keranda sebagai simbolisasi matinya nurani. Mereka juga mengusung sejumlah poster, di antaranya bertuliskan "Sidoarjo 1 Juni, Pancasila Day atau Pancasila Dead" dan "Kembalikan Pancasila Sesuai dengan UUD 1945".
Baca Juga: Peraih Rekor Muri Gelar Pameran Lukisan Bung Karno di Situs Ndalem Pojok
Aksi mahasiswa PMII Sidoarjo ini lalu bubar setelah dua jam lebih berorasi tanpa bertemu anggota DPRD Sidoarjo. Sebelum bubar, mahasiswa menggelar salat jenazah.
Aksi ini dijaga puluhan anggota Satpol PP dan personil Polsek Sidoarjo Kota dipimpin Kapolsek Sidoarjo Kota Kompol Naufil Hartono. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News