SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Sebanyak 6 pocong ‘jadi-jadian’ mendatangi kantor Pemkab Sumenep, Kamis (2/5). Sejumlah pocong itu merupakan sebagian besar massa aksi dari total 10 aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya). Mereka menyebut 9 program unggulan bupati setempat dalam 99 hari kerja gagal.
Koordinator aksi, Bisri Gie, dalam orasinya menegaskan yang diungkapkan bupati Sumenep, A. Busyro Karim, saat puncak pelaksaan program 99 hari tanggal 31 Mei kemarin merupakan sebuah kebohongan. Katanya, waktu itu bupati mengatakan program yang dicanangkan tersebut berhasil, padahal fakta di lapangan justru berbanding terbalik.
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
“Kami justru menilai bahwa program itu gagal,” tegasnya.
Salah satu program yang dia sebut adalah pembentukan wirausahawan muda. Dia menegaskan praktik di lapangan justru salah sasaran. Terbukti banyak peserta yang akan digembleng menjadi pengusaha muda malah berumur tua.
Setelah berorasi, mereka diperkenankan polisi masuk areal halaman kantor Pemkab. Tapi mereka harus menelan kecewa, sebab bukan ditemui langsung orang nomor satu dan dua di jajaran esksekutif tersebut. Di sana, mereka hanya ditemui Sekda, Hadi Soetarto.
Baca Juga: Dinsos Sumenep Bersama USAID ERAT Gelar Workshop untuk Susun RAD Pemenuhan Hak Disabilitas
Di depan demonstran, Hadi Soetarto menyampaikan program 99 hari hanya sebagai penanda dan bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan pembangunan. Itu artinya jika ada kekurangan, katanya, merupakan hal biasa. Dia mengakui kritik mahasiswa tersebut akan dijadikan spirit bagi pemerintah.
“Kami akan evaluasi program yang ada. Dan kami butuh waktu melakukan itu,” terangnya.
Untuk mengungkapkan kekecewaan, masa kemudian melakukan adegan teatrikal. Massa yang berdandan pocong tidur telentang, lalu massa lain menaburkan bunga di atasnya. Setelah itu, mereka membaca fatihah dan tahlil dengan harapan pemerintah benar-benar melaksanakan program yang dicanangkan.
Baca Juga: Ciptakan Udara Bersih dan Berkualitas, DLH Sumenep dan Medco Energi Tanam Ribuan Pohon
Mereka kemudian membubarkan diri dengan tertib. “Tapi kami akan kembali lagi, sebab kami tidak puas dengan jawaban Sekda,” ungkap Bisri sebelumnya meninggalkan lokasi. (mat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News