Hasil Sidak Proyek Saluran Tambak Deres, Komisi C: Dikerjakan Asal-asalan

Hasil Sidak Proyek Saluran Tambak Deres, Komisi C: Dikerjakan Asal-asalan Riswanto, anggota Komisi C DPRD Surabaya melihat langsung kondisi pembuatan saluran yang terkesan asal-asalan.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tak salah jika Surabaya kerap menjadi langganan banjir yang diakibatkan saluran air yang tak lancar. Betapa tidak, di sejumlah lokasi ditemukan pembuatan saluran/gorong-gorong (box culvert) terkesan asal-asalan. Pekerja proyek asal memasak cor-coran berbentuk huruf ‘U’. Dengan begitu, sudah dipastikan endapan di dalam saluran menumpuk meskipun itu proyek baru.

Salah satu proyek yang dikeluhkan warga adalah pembangunan saluran tipe A tahap dua di sepanjang Jalan Kyai Tambak Deres sampai Jalan Abdul Latif, Kelurahan Bulak, Kecamatan Bulak dengan menelan anggaran Rp 6,8 miliar oleh pelaksana PT. Tectonia Grandis sejak 13 April 2016. Di lokasi, ditemukan pekerjaan amburadul diduga tidak sesuai dengan spek yang sudah ditentukan.

Baca Juga: Warga Protes Proyek Reklamasi, Jubir PT Granting Jaya Janji Lakukan Sosialisasi

“Ini kelihatan sekali kalau tidak sesuai spek. Antara box culvert satu dengan yang lain tidak rata, naik turun dan kelihatan celah atau lubang. Ini memudahkan urugan sirtu di atasnya masuk melalui celah itu. Sudah pasti, tanah yang masuk ke dalam saluran akan jadi endapan. Mestinya, lubang hanya serapan air saja. Bukan seperti ini, lubang hampir ada dimana-mana,” seloroh Riswanto, anggota Komisi C DPRD Surabaya, Selasa (14/6).

Kondisi di lokasi terlihat, pemasangan box culvert yang naik turun itu dipastikan tidak ada pasir di lapisan bawah dan samping kanan dan kiri sebelum box culvert dipasang. Dengan diberikan pasir sebagai alas, membuat box culvert menjadi rata dan membuat penutup di atasanya sejajar tidak naik turun.

“Harusnya di lapisan bawah, ada pasir biar bisa rata dan sejajar.Tujuannya supaya meredam pergerakan dan mengatur ketinggian box culvert biar levelnya sama. Ini kelihatan, lubangnya harus ditutup kayu dan triplek. Mestinya tidak boleh ada renggangan seperti ini. Jelas ini, tidak memakai alas pasir,” imbuh dia.

Baca Juga: Groundbreaking Simpang Susun Romokalisari Akhirnya Diresmikan

Dengan kondisi yang seperti ditemukan di lapangan, Riswanto bisa menyimpulkan jika pengerjaan proyek dengan nomor kontrak 611.41/0005.0.047/436.6.1/2016 asal-asalan. Padahal, dengan dibangunnya saluran tipe A di wilayah Kelurahan Bulak ini diharapkan dapat meredam banjir yang selama ini menghantui warga Bulak Cumpat, Kyai Tambak Deres, Bogorami, Bulak Rukem dan sekitarnya.

“Di samping untuk mengantisipasi banjir. Jalan ini juga arah menuju ke Sentra Ikan Bulak (SIB). Kalau pengerjaan proyeknya seperti ini, kan percuma. Uang dianggarkan, tetapi hasilnya tidak maksimal. Setidaknya, PU juga harus tahu kondisi di lapangan dengan pekerjaan yang asal-asalan. Kalaupun proyek ini selesai, jelas tidak mungkin dikeruk. Lha ini, sudah ditutup sirtu,” sambung politisi yang berangkat dari Dapil III ini.

Mendapati hal itu, ia meminta kepada Pemkot Surabaya terutama Dinas PU Bina Marga dan Pematusan untuk segera melakukan pembenahan pekerjaan proyek di lokasi. Mengingat, pembangunan tahap kedua dengan anggaran milirabn rupiah ini diharapkan dapat mengurangi penderitaan warga dari banjir.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Targetkan Pemasangan Box Culvert Manukan-Sememi Rampung November Ini

“Mestinya sebelum kerja, harus ada tahapan survey. Lalu kesiapan kontruksi direksi kit, semacam tempat khusu untuk berkoordinasi. Kemudian lokasi penempatan material jangan sampai menggangu fungsi jalan. Ini malah nggak kelihatan direksi kit-nya. Saya dapat laporan, material di pinggir jalan banyak membuat orang celaka. Lha kok ini, sama PU didiamkan,”sindir dia.

Banyaknya persoalan pengerjaan proyek di lapangan, seolah semakin membuktikan jika Dinas PU cuek dan tidak ingin melihat kondisi sesungguhnya.

“Sangat disanyangkan kalau anggaran miliaran dikeluarkan, tetapi pemkot tidak tanggap. Bayangkan kalau lubang sekitar empat sentimeter mengangga di setiap box culvert dikalikan 100 box culvert sudah berapa ton tanah yang mengendap di dalam. Itu yang akhirnya membuat buntu. Ini harus menjadi perhatian PU,” pungkas dia.

Baca Juga: Proyek di Balai Pemuda Rusak Gedung Dewan, Komisi C: Kita akan Panggil Rekanan dan DPU

Sebelumnya, pekerjaan proyek saluran tahap pertama dikerjakan mulai dari depan Kecamatan Bulak sampai Jalan Bogorami. Pekerjaan setahun lalu itu, banyak ditemukan kerusakan pada penutup saluran box culvert. Selanjutnya, tahap kedua ini dimulai dari belakang gapura masuk Jalan Kyai Tambak Deres menuju Jalan Bogorami. (lan/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO