SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Kabupaten Sumenep memang dikenal dengan gugusan pesantren. Tapi tak bisa ditampik bahwa pesantren juga bisa dijumpai di daerah. Di Sumenep, berbagai jenis pesantren ada. Bahkan, pesantren yang menampung orang gila seperti di Bojonegoro maupun Pasuruan juga ada.
Pesantren Albajigur, itulah namanya. Pesantren yang menampung orang gila ini ada di sebuah perbukitan di Desa Tenonan, Kecamatan Manding. Sedikitnya ada 13 santri gila yang mondok di ponpes ini. Mereka merupakan santri untuk terapi penyembuhan.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Para santri ini mendapatkan bimbingan khusus dari pengasuh pesantren, bahkan sebagian santri gila ini dirantai dan digembok agar tidak kabur dari lingkungan pesantren.
Sebenarnya pesantren ini juga menerima santri biasa seperti pesantren pada umumnya. Karena itu, ada kamar khusus yang disediakan bagi santri gila yang dikirim keluarga untuk dilakukan terapi.
Pengasuh pondok, KH. Abdurrahman, mengatakan para santri gila ini datang dari berbagai daerah dengan latar belakang berbeda. Di antaranya gila karena persoalan ekonomi, ilmu kesaktian yang tidak tercapai, dan pemakai narkoba.
Baca Juga: Tren Santri Belajar di Luar Negeri, Sekarang Peluang Makin Besar dan Tak Terbatas
“Orang gila di pesantren ini rata-rata didominasi pengkonsumsi narkoba,” ungkapnya, Kamis (16/6).
Di bulan ramadan ini ada sesuatu yang unik di pesantren ini. Sejatinya kewajiban berpuasa untuk orang Islam yang kuat dan normal. Tapi di ponpes ini para santri gila itu juga melaksanakan ibadah puasa. Lebih dari itu, mereka juga melakukan salat dan mengaji. Dan hal itu ternyata sebagai salah satu terapi agar mereka cepat normal kembali. Bahkan sebelum berbuka puasa, santri gila ini secara bersama-sama yasinan sebagai pengantar buka bersama.
Salah satu santri gila, Sarbini, mengaku sejak awal berpuasa tidak pernah curang. Dia mengaku tetap berpuasa dengan tidak makan dan minum hingga waktu buka puasa tiba.
Baca Juga: Mudah Tanpa Bantuan Jin, Ijazah Amalan Ilmu Pesugihan oleh Kiai 'Sakti' Jawa Timur
“Sumpah, saya tidak minum, apalagi makan di siang hari,” ujarnya sambil garuk-garuk kepala.
Mulanya ponpes yang berdiri tahun 1995 hanya berbentuk surau, tapi perlahan terus berkembang. Kini sudah memiliki lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat TK hingga MA. Dan yang unik, pesantren juga menerima santri gila yang tak lain untuk terapi penyembuhan. (mat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News