TUBAN, BANGSAONLINE.com - Menjelang pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Tuban, H. Fathul Huda dan Ir Noor Nahar Husein (Huda-Noor) Senin (20/6) depan, musibah banjir menimpa warga 4 kecamatan di Kabupaten Tuban. Empat kecamatan yang dilanda banjir yakni, Kecamatan Kenduruan, Jatirogo, Bangilan dan Singgahan, Minggu (19/6)
Menurut keterangan tertulis dari Badan Penangguangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, banjir tersebut lantaran sebelumnya terjadi hujan deras pada Sabtu (18/6) pukul 15.00 WIB hingga petang. Hujan tersebut membuat sungai Kening tidak dapat menampung air sehingga meluap ke pemukiman rumah warga.
Baca Juga: 18 Desa di Tuban Terendam Banjir, BPBD Siagakan Petugas dan Perahu Karet
Akibatnya, rumah warga di beberapa dusun di Desa Sokogrenjeng, Kecamatan Kenduruan terendam banjir. Rinciannya, Dusun Kajar ada 50 Kepala Keluarga (KK), Dusun Medulur 15 KK, Dusun Mukti 3 KK, Dusun Sidorejo 65 KK dan Dusun Ngancar ada 10 KK.
“Sekitar 40 warga berupaya mengungsi ke dataran tinggi dan 11 warga mengungsi ke rumah tetangg yang aman dari banjir. Sedangkan, korban terdampak di Kecamatan Kenduruan ada 500 jiwa,” ungkap Plt Kepala BPBD Tuban, Joko Ludiono dalam keterangan tertulisnya kepada BANGSAONLINE.com.
Luapan air sungai tidak hanya melanda di Kecamatan Kenduruan, 4 desa di Kecamatan Jatirogo juga ikut terendam. Di antaranya, Desa Wotsogo, Karangtengah, Kebonharjo dan Paseyan. Dari empat desa itu terparah berada di Desa Wotsogo, pasalnya menyebabkan rumah seorang janda, Ratini (50) mengalami rusak pondasi.
Baca Juga: Hujan Deras, Wilayah Kota Tuban Terendam Banjir
Joko mengatakan, untuk membantu korban banjir dari dua kecamatan itu BPBD telah memberikan bantuan selimut sebanyak 600 Pcs, 70 makanan siap saji, 70 makanan tambahan gizi, 70 lauk pauk, 8 tenda gulung dan 2 karung beras.
“Sedangkan banjir melanda di Kecamatan Kenduruan dan Jatirogo tidak ada korban jiwa. Untuk kerugian masih dalam tahap validasi tim BPBD,” ujarnya.
Sedangkan, di Kecamatan Bangilan ada dua desa yang terdampak luapan sungai kening, yakni Desa Sidodadi dan Kedungjambangan. Banjir di dua desa tersebut memakan satu korban jiwa, yakni Sujinah (70) warga Desa Kedungjambangan.
Baca Juga: Gelombang Tinggi, BMKG Tuban Minta Nelayan Waspada saat Melaut
Ruminah (60) adik korban, menyampaikan, awalnya kakaknya tersebut dalam keadaan sehat. Akan tetapi di saat mengungsi lantaran banjir datang, tiba-tiba korban mengeluh kepalanya pusing. Tidak lama kemudian mulutnya menjadi “metot”, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
“Asalnya sehat kok, saat tak bangunkan mbakyu saya masih bisa berjalan, sambil bawa selimut dan mitasi (perlak). Tetapi, sampai di rumah keponakan tiba-tiba mengeluh kepalanya pusing dan gemeter. Ya tidak dibawa ke rumah sakit. Karena jalannya terendam banjir dan arusnya juga deras, jadi gak berani ke mana-mana,” aku Ruminah saat ditemui di kediaman.
Menurut Mudasir (54) warga Kedungjambangan lainnya, banjir juga menyebabkan beberapa kendaraan seperti motor dan mobil juga terseret, karena arusnya begitu deras. Hingga kini, kata Mudasir, BPBD dan pihak kesehatan atau puskesmas belum juga datang ke lokasi.
Baca Juga: Banjir Rob Menerjang Pesisir Utara Tuban, Ratusan Rumah Warga Terendam
“Tim SAR atau pihak kesehatan belum datang ke sini mas. Kami harap pemerintah dapat membantu kami, karena kami juga tidak bisa memasak. Karena rumah kami masih terendam air,” bebernya kepada BANGSAONLINE.
“Rumah warga banyak yang terendam banjir sekitar pusar orang dewasa,” imbuh Mudasir (54). (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News