SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Gara-gara listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) sering padam, warga Pulau Sapudi terpaksa tadarus quran menggunakan teplok. Kondisi ini sebenarnya sudah berlangsung lama, tapi ternyata terkesan dibiarkan, karena tidak ada langkah konkret dari pemerintah setempat untuk memaksimalkan penerangan listrik di pulau itu.
Warga Desa Talaga, Kecamatan Nonggunong, Pulau Sapudi, Pusawi, menuturkan listrik dari PLTD itu memang mengecewakan. Yang diharapkan bisa menyala selama 24 jam, hanya menyala saat malam hari. Itu pun tidak tiap malam menyala. Dua malam menyala, satu malam berikutnya padam, begitu seterusnya.
Baca Juga: Kapal Express Bahari Tiba di Sumenep, Segera Disiapkan untuk Pelayaran Perdana
“Malam ini kebetulan di desa kami giliran listrik padam. Karena ingin tadarus Quran, ada sebagian warga menggunakan teplok. Tapi bagi sebagian warga yang mampu secara ekonomi, ada yang menggunakan aki dan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya, red),” terangnya, Senin (4/6).
Pusawi berharap pemerintah mau peduli terhadap penerangan di daerahnya, terlebih sebentar lagi akan memasuki suasana lebaran. Seperti di wilayah lain, katanya, intensitas silaturrahmi antar sanak saudara akan meningkat. Dan sangat disayangkan sekali jika suasana itu terganggu oleh penerangan listrik yang tidak maksimal.
“Oleh sebab itu, kami harap pemerintah menyalakan PLTD tiap malam, biar suasana idul fitri kami tidak terganggu,” harapnya.
Baca Juga: Polres Sumenep Hentikan Proses Penyidikan Dugaan Pungli Kenaikan Pangkat PNS, ini Alasannya
Lebih jauh Pusawi menuturkan, dampak dari tidak maksimalnya aliran listrik pada kehidupan sehari-hari sangat nampak. Seperti untuk memenuhi kebutuhan air saja, warga harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.500 per jeriken. Padahal air tidak hanya digunakan untuk memasak dan minum, tapi juga untuk kepentingan mandi dan mencuci pakaian, dan dipakai wudu saat hendak salat.
Jika listrik menyala normal selama 24 jam, Pusawi yakin, masyarakat akan beli pompa air untuk memenuhi kebutuhan air. Dan hal itu dinilai akan menghemat biaya daripada beli air sebesar Rp 2.500 per jeriken.
Beberapa waktu lalu, Kepala Kepala Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sumenep, Abd. Kahir, menjelaskan untuk menyiasati kebutuhan listrik warga kepuluaun, saat ini pemerintah daerah berencana akan mengembangkan listrik tenaga gas.
Baca Juga: Pemkab Sumenep Segera Buka Trayek Baru Kapal Laut ke Kepulauan
“Tahun ini kita memang ada perencanaan (mengembangkan listrik tenaga gas, red),” ujar Kahir.
Untuk mengembangan listrik tenaga gas itu, kata Kahir, masih perlu diskusi serius dengan beberapa pihak terkait, di antaranya dengan pihak PLN setempat. Kemungkinan besar, rencana itu bisa direalisasikan satu tahun mendatang, tidak bisa tahun ini, karena masih memerlukan tahapan yang harus dilakukan.
“Jika pembangkit listrik tenaga gas ini nanti berjalan, prioritas kami untuk Pulau Sapudi dan Arjasa,” tambah mantan Kabag Humas Setkab Sumenep. (mat/rev)
Baca Juga: Lagi, Pemkab Sumenep Gelar Pasar Murah di 7 Titik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News