KUALA LUMPUR, BANGSAONLINE.com - Tiga WNI (warga Negara Indonesia) yang merupakan anak buah kapal tugboat (ada yang menyebutkan kapal pukat) diculik 5 pria bersenjata di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia.
Ada 7 orang awak di kapal itu yang terdiri dari 4 WNI dan 3 lainnya adalah "gipsi laut". Para penculik sebelumnya bertanya siapa yang memiliki paspor, 3 WNI itu mengaku memiliki paspor dan 4 lainnya mengaku tak memiliki dokumen yang lengkap.
Baca Juga: Dua WNI yang Disandera Abu Sayyaf Berhasil Kabur, PKS: ke mana yang Kemarin Ngaku jadi Pahlawan
Penculik, dari keterangan awak yang dibebaskan, adalah sekitar 5 orang berusia antara 30-40 tahun, 3 di antaranya membawa senjata M14 dan M16 meminta para awak kapal berkumpul di haluan sebelum menculik 3 WNI yang memiliki dokumen.
Media The Star melansir pernyataan Kepala Kepolisian Sabah Datuk Abdul Rashid Harun yang mengumumkan identitas 3 WNI itu dalam jumpa pers Minggu (10/7/2016). Mereka berasal dari Indonesia timur, yaitu Lorence Koten (34), Teo Dorus Kopong, dan Emanuel.
Malaysia menduga 5 pria bersenjata yang menculik 3 WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) adalah dari kelompok Abu Sayyaf yang dipimpin Apo Mike. Malaysia sudah menginformasikan Filipina terkait penculikan ini.
Baca Juga: Buruh Nilai Menaker Lepas Tangan Terkait Nasib ABK WNI yang Disandera
Menurut Kepala Kepolisian Sabah Datuk Abdul Rashid Harun, kelima penculik itu beberapa di antaranya memakai seragam militer, menyelinap ke perairan Tungku, Lahad Datu, Sabah, Malaysia. Perairan itu dikenal tinggi keamanannya. Demikian dilansir The Star, Minggu (10/7).
Rashid mengatakan para penculik menyelinap ke perairan itu memakai speedboat untuk mengejar kapal pukat berbendera Malaysia, tempat ABK bekerja. Malaysia sudah memberitahukan penculikan yang terjadi pada Sabtu (9/7) menjelang tengah malam ini kepada Filipina.
Malaysia belum bisa memastikan kelompok mana yang terlibat dalam insiden penculikan ini, namun kecurigaan kuat adalah kelompok Abu Sayyaf pimpinan Apo Mike. Kelompok Apo Mike ini bertanggung jawab atas beberapa kasus penculikan pelaut di perairan internasinal antara Sabah dan Filipina.
Baca Juga: Penculik Tiga WNI Minta Tebusan Rp 55,5 Miliar, Ketua DPR Serukan Gelar Operasi Militer
Kelompok Apo Mike juga diketahui sebagai dalang di balik penculikan 4 awak kapal Malaysia pada April lalu. Para korban dilepaskan pada 7 Juni di Patikul, Sulu.
Kelompok Majal Adja atau Apo Mike juga diduga kuat Filipina yang menyandera 7 ABK asal Indonesia pada akhir Juni 2016 dan hingga kini belum dibebaskan. Laporan intelijen Filipina menyebut kelompok Apo Mike selalu bergerak dan berpindah-pindah karena dikejar oleh pasukan pemerintah.
Kementerian Luar Negeri RI mengaku telah menerima informasi tentang penyanderaan tiga warga Negara Indonesia di wilayah perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia.
Baca Juga: Tolak Bantuan TNI Bebaskan Sandera, Panglima: Biarkan Filipina Mati Lampu
Namun, hingga hari ini Kemenlu masih berkoordinasi intensif dengan berbagai pihak di Malaysia dan Filipina. Hal ini disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal.
Dia mengatakan, koordinasi dilakukan guna memperoleh konfirmasi lengkap dari kasus tersebut.
"Kemenlu masih terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mengkonfirmasi informasi mengenai penyanderaan tersebut," ujar Iqbal saat dikonfirmasi, Minggu (10/7).
Baca Juga: 7 WNI Diculik Abu Sayyaf, Bebas Jika Ditebus Rp 59 Miliar
Tak Punya Paspor, 4 ABK Selamat
Konsulat RI di Tawau–Malaysia memastikan tiga anak buah kapal (ABK) kapal pukat tunda no LD/113/5/F adalah warga Indonesia.
Mereka berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timor. Ketiganya adalah, Lorense Koten (34) yang bertindak sebagai juragan kapal, Emanuel (40), dan Teo Dorus Kopong (42) sebagai ABK.
Baca Juga: 3 Kali Abu Sayyaf Sandera WNI, Menkopolhukam: Minta Tebusan Juga
Ketiganya diculik di perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah Negara Bagian Malaysia ketika sedang menangkap ikan pada Sabtu pukul 23.00 Wita.
“Ketiga anak kapal suku Nusa Tenggara Timor mengaku memiliki paspor Indonesia dibawa penculik. Sedang empat lainnya, satu warga NTT dan tiga warga Palauh (Filipina) dibebaskan,” ujar Muhammad Fatah, Konsulat RI di Tawau–Malaysia, Minggu (10/7).
Belum dipastikan dari kelompok separatis mana yang telah menculik ketiga WNI yang bekerja di kapal pukat ikan milik warga Malaysia tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Bantah Tebus Empat Sandera Abu Sayyaf, Pangkostrad: Kami Jemput di Laut
Namun, para penculik dilaporkan membawa ketiga sandera WNI ke arah perairan Filipina.
Sementara, empat ABK lainnya masing masing Sar (27) warga NTT, Anukari (20), Paketoh (25) dan Almi (30) dari Palauh, dibebaskan.
“Yang lain dilepaskan karena tidak memiliki paspor,” imbuh Muhammad Fatah.
Baca Juga: Ditebus Seharga Rp 14,1 Miliar, Abu Sayyaf Bebaskan Empat WNI
Para penculik yang terdiri dari lima orang bersenjata api menggunakan perahu boat warna putih dengan mesin gantung.
Mereka dikabarkan mengambil ketiga paspor WNI itu, lalu dokumen kapal dan enam ponsel milik para ABK.
Sementara kapal pukat dan ABK yang selamat dari penculikan diamankan di Pos Merabong untuk dimintai keterangan oleh otoritas Negara Malaysia. (kcm/det/ana/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News