JIAD Jatim: Pembakaran 6 Vihara dan Klenteng di Sumut Melecehkan Tuhan

JIAD Jatim: Pembakaran 6 Vihara dan Klenteng di Sumut Melecehkan Tuhan Salag satu Klenteng yang dibakar. foto: facebook

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Pembakaran dan penjarahan enam vihara dan di Tanjung Balai Sumatra Utara, Jumat (29/8) menuai keprihatinan dari JIAD (Jaringan Islam Anti Diskriminasi) Jawa Timur. Tindakan para pelaku dinilai melecehkan Tuhannya sendiri.

Aan Anshori, Koordinator JIAD Jatim menyebut pembakaran tersebut merupakan tindakan yang tidak beradab. "Tidak ada satupun alasan pembenar atas perilaku memalukan tersebut, termasuk dalam Islam," katanya kepada Bangsaonline.

Baca Juga: Dituding Murtad, Dahlan Iskan Jawab dengan Shalat

Ia melanjutkan, praktek kekerasan yang menjadikan rumah ibadah sebagai sasaran kemarahan merupakan warisan nalar kolonial yang menjadikan agama sebagai piranti penguat penjajahan.

"Saya meyakini menyerang rumah ibadah apapun sejatinya tengah melecehkan eksistensi Tuhan para pelaku," lanjutnya.

Aan menyatakan keprihatinan mendalam dan mengecam keras aksi anarkis tersebut. "Peristiwa ini jelas merupakan aib nasional dan tamparan serius bagi situasi kolektif menyangkut cara kita beragama," tukasnya.

Baca Juga: Nostalgia ke Rumah Ahong Akidi Tio, Penyumbang Rp 2 T Kapolda Sumsel, Tapi Prank

Bagi Aan, pembakaran dan penjarahan vihara sekaligus menambah deretan kekerasan terhadap rumah ibadah yang jumlahnya telah mencapai lebih dari seribu sejak orde reformasi bergulir. Meski demikian, ia juga mengapresiasi dan mendukung upaya cepat aparat keamanan yang melakukan proses hukum terhadap pelakunya.

"Bahkan kepolisian tidak perlu ragu menangkap provokator di balik peristiwa ini. Secara khusus, pemerintah wajib memastikan keamanan vihara yang jumlahnya lebih dari seribu di Indonesia, termasuk menjamin kejadian tersebut tidak akan meluas," tegasnya.

Aan juga meminta semua elemen terlibat mengatasi persoalan kekerasan atas nama apapun. "Kami juga menyerukan ke semua pihak agar aktif menetralisir setiap gerakan yang berintensi mengajarkan intoleransi terhadap kelompok lain," pungkasnya. (rom/rev)

Baca Juga: Pengusaha Tionghoa Beristri 4 untuk Sambung Nyawa, Tak Digunjing Seperti PKS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO