Dituding Murtad, Dahlan Iskan Jawab dengan Shalat

Dituding Murtad, Dahlan Iskan Jawab dengan Shalat Dahlan Iskan saat shalat jemaah bersama para ustadz dari Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo di sebuah masjid di Fuzhou Proivinsi Fujian Tiongkok. Foto: Disway

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Dahlan Iskan, tokoh pers yang juga mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia dituding murtad gara-gara pidatonya yang mengaku menjadi anggota dan aktivis agama Budha Tzu Chi. 

Agama kemanusiaan ini tidak ada sembahyang, doa dan juga tak ada tempat ibadah. Tapi menekankan pada kegiatan sosial, membantu orang tak mampu dengan semangat cinta kasih tanpa pandang ras, suku, etnis dan bahkan agama.

Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad

Selain itu Dahlan Iskan juga diketahui membawa patung kecil dalam ritual di Klenteng. Dahlan Iskan juga ikut memikul di sebuah di Semarang. Tapi saat memikul itu Dahlan Iskan mengaku ingat kitab Arba’in (Kumpulan 40 Hadits). Dalam kitab kecil yang biasa diajarkan kepada anak-anak kelas 4 Ibtidaiyah (SD) itu ada Hadits: Innamal a’malu binniayah. Bahwa semua perbuatan tergantung pada niatnya.

“Niat apakah yang muncul di lubuk hati saya saat memandu Dewa Cheng Ho itu? Biarlah hanya saya dan arwah Cheng Ho yang tahu. Kalau Tuhan kan sudah Mahatahu,” tulis Dahlan Iskan.

Dalam narasi itu Dahlan Iskan tampak sadar bahwa ia ikut memikul itu bukan karena meyakini agama tersebut, apalagi pindah agama seperti dituduhkan kelompok takfiri (orang yang senang mengafirkan orang Islam karena beda pemahaman), tapi semata untuk menghormati dan kebersamaan.

Baca Juga: Pemilu Dungu, Pengusaha Wait and See, Ekonomi Tak Menentu

Yang menarik, Dahlan Iskan tak memberi komentar apapun terhadap tuduhan murtad yang dilakukan para kelompok takfiri di berbagai channe YouTube.

“Kasus Pak Dahlan ini sama dengan kasus Gus Dur,” kata M Mas’ud Adnan dalam Podcast BANGSAONLINE di Channel YouTube berjudul: Dituduh Murtad, Dijawab Shalat.

Menurut Mas’ud Adnan, saat Gus Dur menjabat Ketua Umum PBNU, Presiden ke-4 Republik Indonesia itu sering , kafir dan sejenisnya. Tapi Gus Dur tak pernah menanggapi.

Baca Juga: Tiongkok Banjir Mobil Listrik

Tapi suatu saat ketika ditanya orang, Gus Dur sempat merespon santai. Gus Dur saat itu menunjuk kitab kecil yang biasa diajarkan kepada orang-orang NU di kampung atau di desa. Yaitu Kitab Sullamut Taufiq.

“Kan sudah ada dalam kitab Sullamut Taufiq,” kata Gus Dur.

Sullamut Taufiq adalah kitab kecil dan tingkat dasar yang membahas tentang aqidah, fiqh dan akhlak atau tashawuf.

Baca Juga: Hati Rakyat Sulit Dibeli, Partai Penguasa Gagal Menang

Gus Dur kemudian mengutip Hadits yang artinya: Orang yang memvonis orang lain murtad atau kafir, padahal orang yang divonis atau dituduh murtad itu masih bersyahadat, maka tuduhan kafir dan murtad itu kembali kepada orang yang menuduh atau memvonis.

“Jadi orang yang menuduh murtad itu yang justru murtad,” kata Mas’ud Adnan.

Nah, dalam konteks Dahlan Iskan, tutur Mas’ud Adnan, kasusnya sama.

Baca Juga: Anak Muda Israel Full Stress

“Pak Dahlan Iskan sampai sekarang tetap salat lima waktu,” tutur Mas’ud Adnan.

Bahkan pada tanggal 18 Oktober 2024 lalu Dahlan Iskan menulis bahwa beliau bersama para ustadz dari Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo salat di sebuah masjid di Fuzhou Provinsi Fujian China atau Tiongkok.

“Maka di remang-remang cahaya itu kami menuju arah imam biasa memimpin salat. Saya minta Alwi yang jadi imam. Alwi justru memaksa saya jadi imam. Terjadilah saling paksa. Akhirnya saya bisiki telinga Alwi: “Anda saja yang jadi imam. Saya baru saja murtad”.

Baca Juga: Doni Monardo Bekerja Habis-habisan

Alwi pun tersenyum. Saya langsung mengumandangkan iqamah. Serasa Novi Basuki lagi jadi imam di depan saya,” tulis Dahlan Iskan dalam tulisan berjudul Gelap Cahaya di Disway.

“Rupanya teman yang Buddha dan Kristen tadi mengabadikan kami salat. Entah dari mana mereka dapat Cahaya,” tambah Dahlan Iskan.

Menurut Mas’ud Adnan, orang Islam yang melakukan salat lima waktu pasti baca syahadat.

Baca Juga: Di PSM Summit 2023, Gubernur Khofifah Dorong Lahirnya Sosok Inovator dari Kalangan Santri

“Minimal dalam sehari semalam 9 kali baca syahadat. Jadi Pak Dahlan Iskan juga sama. Dalam sehari semalam baca 9 kali,” kata Mas’ud Adnan.

Ia kemudian merinci. “Dalam salat Subuh kita tahyat. Ada satu tahyat dalam salat Subuh. Nah, saat tahyat kita bertasyahud, kita baca syahadat sekali,” katanya.

Begitu juga saat kita salat dhuhur. “Dalam salat dhuhur ada dua tahyat. Setiap tahyat kita baca syahadat. Berarti saat shalat dhuhur kita baca syahadat dua kali. Kalau kita jumlah dengan syahadat saat shalat Subuh berarti kita sudah baca syahadat tiga kali,” katanya.

Baca Juga: Saya Diperiksa KPK, Tanda Tangan Saya Tak Sama

“Kemudian kita salat ashar baca dua kali syahadat, maghrib dua kali syahadat, dan shalat isya’ juga dua kali baca syahadat. Jumlah total kita 9 kali baca syahadat. Belum lagi kalau kita shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, shalat dhuha, shalat malam dan seterusnya,” tegas Mas’ud Adnan.

Karena itu, Mas’ud Adnan heran kenapa para takfiri itu suka menyebar isu murtad pada orang Islam.

“In ikan sama dengan mengusir orang Islam dari komunitas Islam,” ujarnya.

Nah, agar gamblang silakan tonton Podcast BANGSAONLINE tentang kasus Dahlan Iskan ini di channel YouTube. Ada dua judul. Yaitu Divonis Murtad, Dijawab Shalat dan satu lagi berjudul Divonis Murtad, Siapa Dahlan Iskan Sebenarnya.

“Pak Dahlan itu pengikut Tharikat Satariah, sangat kuat pondasi Islamnya,” kata Mas’ud Adnan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO