Anwar Nasution: Kalau Presiden Jokowi Tegas, Sukanto Tanoto Ditangkap

Anwar Nasution: Kalau Presiden Jokowi Tegas, Sukanto Tanoto Ditangkap Sukanto Tanoto. Foto: www.sukantotanotobiography.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Para tokoh nasional geram terhadap keturunan Cina Sukanto Tanoto yang punya nama asli Tan Kang Hoo. Pemilik The Royal Golden Eagle International itu selain dikenal dituding sebagai pengemplang pajak juga terang-terangan mengatakan bahwa Indonesia hanyalah ayah angkat, sedang negeri Cina adalah ayah kandungnya. Sukanto Tanoto yang kini tinggal di Singapura tapi memegang paspor Indonesia itu tak punya rasa nasionaslisme Indonesia samasekali.

Karena itu mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Prof Dr Anwar Nasution mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menangkap dan menyita harta pengusaha keturunan Cina itu.

Desakan tersebut disampaikan melalui pesan berantai di media sosial.

“Kalau Presiden Jokowi tegas, Sukanto Tanoto-lah yang harus ditangkap atau disita kebun dan perusahaannya di Indonesia, karena mengemplang pajak,” kata Anwar Nasution dalam pesan tersebut, dilansir Kabar.com.

Pesan berantai itu diakui kebenarannya oleh Anwar Nasution. “Betul itu,” ungkap Anwar.

Menurut dia, kebun dan perusahaan Sukanto berada di Indonesia, tetapi keuntungan dan uangnya disimpan di luar negeri. “Bayar pajak pun tidak. Mungkin ia sudah pindah menjadi warga negara Singapura,” ungkap Anwar Nasution.

Anwar mengatakan, Sukanto Tanoto sudah terlalu sering me-ngentuti pemerintah, yakni PT Asian Agri yang tidak bayar pajak dan pembubaran bank miliknya.

“Pada waktu pembubaran bank itu, Menkeu Boediono menandatangani surat pencekalannya ke luar negeri pukul 2 dini hari, tapi Subuh ia bisa lari ke Singapura dengan bantuan penegak hukum,” ungkap Anwar Nasution.

Kata Anwar Nasution, walaupun status Sukanto Tanoto dicekal, tapi ia masih bisa seenaknya keluar masuk Indonesia. “Usut siapa yang membuat Sukanto Tanoto menjadi ATM!” tegas Anwar Nasution.

Anwar Nasution mengatakan, kalau tidak ada ketegasan pemerintah menghadapi orang seperti ini, sampai kiamat Indonesia tidak akan dapat mengumpulkan penerimaan pajak, sehingga terus menjadi negara para peminta sedekah dan pinjaman di dunia internasional.

“Tanpa uang tidak mungkin TNI dan Polri bisa punya peralatan yang modern dan dengan gaji yang memadai,” ungkap Anwar Nasution.

Sebelumnya, mantan Komisioner KPK Taufiqurrahman Ruki juga memberi pernyataan keras ketika martabat, kemandirian dan kedaulatan bangsa Indonesia terus diinjak-injak. Ia mengajak seluruh komponen bangsa bersatu dan mencari jalan keluar setiap permasalahan yang muncul.

“Masuk di Hong Kong kita dianggap kelas kuli, masuk di Arab didagangin, pergi ke Malaysia dianggap tukang kebon. Tidak punya lagi martabat, itu Indonesia,” tegasnya dalam Deklarasi Rumah Amanah Rakyat di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/8) lalu.

Hadir dalam deklarasi tersebut sejumlah tokoh nasional. Diantaranya Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, Irjen Pol (Purn) Taufikurrahman Ruqi, Mayjend TNI (Purn) Prijanto, KRT Permadi Satrio Wiwoho (Permadi), Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edi Purdjiatno dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lulung Lunggana.

Sumber: kabar.com/wikipedia/indopos.com/harian terbit.com

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO