JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Sejumlah pendeta asal Jerman mendatangi Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang, Selasa (11/10). Didampingi pengurus Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Malang, para pendeta ini mendatangi Ponpes asuhan KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) itu untuk mempelajari toleransi.
Sekitar pukul 10.30 WIB, rombongan yang terdiri dari 10 orang itu tiba di Ponpes yang didirikan KH Hasyim Asy'ari tersebut. “Kami datang ke sini (Ponpes Tebuireng, red) dalam rangka untuk memahami lebih baik tentang hidup rukun antar agama, khususnya agama Islam dengan agama Kristen,” kata Friedrich Tometten, Pendeta dan pengurus persatuan Gereja Internasional di Jerman yang menjadi penerjemah dalam kunjungan tersebut.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
Dalam pertemuan di dhalem kasepuhan Tebuireng yang dilangsungkan dengan dialog interaktif, para pendeta diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan.
“Di pesantren ini, setiap santri yang sudah senior dituntut untuk menjadi tutor bagi santri yang masih junior. Nah, merekalah yang mengawasi setiap santri mulai dari pendidikan hingga kesehatan para santri. Tidak hanya itu, Pesantren Tebuireng mencetak santri yang profesional dalam segala hal, misal, menjadi petani, ya petani yang profesional dan berjiwa santri, juga pedagang, nelayan, pegawai, hingga presiden,” ujar KH. Musta’in Syafi’i sebagai perwakilan dari Tebuireng dalam kesempatan tersebut.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Pesantren Tebuireng memiliki hubungan yang harmonis dengan GKJW. Terbukti bahwa dahulu, Mbah Hasyim pernah meminta izin untuk mendirikan musholla di daerah Mojowarno tepatnya di dekat GKJW, dan Pendetanya pun mengizinkan. “Ini bentuk suatu hubungan kemanusiaan yang sangat harmonis dalam lintas agama, dan di Indonesia tidak pernah terjadi perang antar agama,” paparnya.
Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Usai pertemuan di ndalem kesepuhan, rombongan yang terdiri dari empat orang muslim Jerman dan enam orang kristiani Jerman ini kemudian mengakhiri kunjungannya dengan berziarah ke makam Masyayikh Pesantren Tebuireng. (rom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News