JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Rapat akbar aktualisasi jihad yang akan dilaksanakan pada Sabtu (5/10) mendatang di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang dipastikan akan dihadiri para kiai sepuh dari berbagai daerah. Dalam acara yang diselenggarakan Forum Peduli Bangsa (FPB) bekerjasama dengan Ponpes Tebuireng itu, para kiai sepuh direncanakan akan membacakan deklarasi maklumat aktualisasi resolusi jihad secara bersama-sama. Naskah yang akan dibacakan para kiai sepuh itu saat ini masih dalam pembahasan tim yang sudah dibentuk sebelumnya.
Dari rilis panitia pelaksana, para kiai sepuh yang sudah menyatakan kesediaannya hadir dalam rapat akbar tersebut di antaranya KH Maimun Zubair (Sarang, Jateng), KH Anwar Manshur (Lirboyo, Kediri), KH Sholeh Qosim (Sepanjang, Sidoarjo), KH Ali Akbar Marbun (Medan), Habib Sholeh Al-Jufri (Solo), KH A Zaim Ma'shom (Lasem), KH Aziz Masyhuri (Jombang), KH A Hasib Wahab (Jombang), Jenderal (Purn) Azwar Anas, H Henry Kasfi (Sekjen Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia). Selain itu, para rektor dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta juga bersedia menghadiri kegiatan tersebut.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
KH Salahudin Wahid (Gus Solah), Pengasuh Ponpes Tebuireng mengatakan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dijadwalkan hadir menjadi pembicara untuk membahas tentang kedaulatan negara dalam pertahanan. Sedangkan Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad akan menyampaikan pemaparan tentang kemandirian ekonomi. Sementara Prof. Imam Suprayogo akan mengulas tentang kedaulatan pendidikan. Serta H Henry Kasfi akan menjelaskan tentang kedaulatan digital.
"Aktualisasi resolusi jihad ini dalam rangka untuk meneguhkan kedaulatan bangsa," kata Gus Solah kepada awak media saat konferensi pers di dhalem kasepuhan Ponpes Tebuireng, Sabtu (30/10) siang.
Menurut Gus Solah, bangsa Indonesia sudah melalui perjalanan yang panjang. Sudah berganti-ganti zaman, baik orde lama, orde baru, dan kemudian reformasi. Itulah yang seharusnya terus dijaga kedaulatannya, salah satunya dengan tetap menanamkan nilai-nilai resolusi jihad.
Baca Juga: Peringati Hari Santri, PWNU Jatim Road Show Seminar Kebangsaan di 16 Kampus
"Cita-citanya tetap sama yaitu tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Yang menurut saya suatu substansi yang luar biasa, tetapi masih belum sepenuhnya bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu ada yang disalahkan, tapi marilah memperbaiki bersama-sama," papar adik kandung Presiden Keempat RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut.
Cucu KH Hasyim Asy'ari itu juga menyatakan, pihaknya sedang menyiapkan naskah sebagai pernyataan yang akan dibacakan dalam rapat akbar tersebut. "Kami belum tahu namanya apa, tapi isinya adalah pernyataan aktualisasi resolusi jihad dipadukan dalam konteks masa sekarang. Kami masih akan membahasnya sekarang, masing-masing dari kami mencoba menyusun sebuah draft, hari ini semoga bisa diselesaikan, kemudian akan dikonsultasikan dengan para kiai serta akademisi untuk memberikan masukan supaya pada tanggal 5 November bisa keluar sebuah piagam atau apapun namanya yang sesuai dengan yang kami harapkan," tandas Gus Solah.
Imam Mawardi, perwakilan FPB membeberkan, pihaknya berinisiasi untuk mengadakan rapat akbar resolusi jihad dalam rangka mengajak masyarakat mengaktualisasikan resolusi jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy'ari dalam konteks kekinian. "Jadi, melalui rapat akbar itu nanti kita bisa menemukan formula untuk menanamkan nilai resolusi jihad dari berbagai aspek. Baik budaya, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya," ujar Imam. (rom/ony/rev)
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News