Charta Politika: Parpol Pendukung tak Solid, Agus Bisa Kalahkan Ahok

Charta Politika: Parpol Pendukung tak Solid, Agus Bisa Kalahkan Ahok

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Charta Politika merilis hasil survei terbaru. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni akan menjadi pemenang jika digelar pada hari ini.

Dalam survei tersebut, elektabilitas pasangan Agus-Sylvi menjadi yang paling tinggi dengan 29,5 persen, disusul Ahok-Djarot dengan 28,9 persen. Sementara, Anies-Sandi dengan 26,7 persen. Sementara swing voters 14,9 persen.

Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran

"Kalau pilgub digelar hari ini, maka pasangan Agus-Sylvi menang," ujar Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya di Kantor Charta Politika, Jalan Cisanggiri III, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (29/11).

Sementara dalam simulasi menggunakan kertas suara, Agus-Sylvi masih menjadi juara.

Pasangan ini mendapat dukungan 30,4 persen, disusul Ahok-Djarot 29,3 persen, dan Anies-Sandi 26,9 persen. Swing voters sebanyak 13,4 persen.

Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024

Survei dilakukan pada tanggal 17 hingga 24 November 2016 atau setelah Ahok berstatus sebagai tersangka.

Jumlah sampel sebanyak 733 dari 800 yang direncanakan dengan metode acak bertingkat dengan margin of eror survei ini sebesar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei survei Charta Politika juga menunjukkan pendukung partai politik (parpol) tidak sejalan dengan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung parpol tersebut. Salah satu contohnya pendukung Partai Golkar justru lebih banyak memilih pasangan Anies-Sandi, padahal Golkar merupakan partai politik pengusung Ahok-Djarot.

Baca Juga: Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?

"Ada 47,6 persen pemilih yang mendukung Partai Golkar, tapi mereka memilih pasangan Anies-Sandi," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Persentase konstituen partai politik dalam mengusung pasangan Anies-Sandi sebagai berikut, PKS 55,0 persen, Gerindra 50,0 persen, Golkar 47,6 persen.

Sama halnya dengan pasangan Ahok-Djarot, persentase pendukung partai politik yang mengusung pasangan ini tidak cukup besar, PDIP 63,0 persen, NasDem 54,5 persen, Hanura 40,0 persen, dan Golkar 26,2 persen.

Baca Juga: Wacana Reshuffle Menguat, MA Dinilai Layak Masuk Kabinet, Risma Lebih Pas Maju Pilgub DKI

Hal berbeda ditunjukan oleh pendukung partai politik pengusung Agus-Sylvi. Dari hasil survei terlihat dengan persentase yang cukup signifikan dengan rincian, Demokrat 85,1 persen, PAN 77,8 persen, PKB, 63,6 persen, dan PPP 50,0 persen. Persentase tersebut dianggap Yunarto cukup solid mengingat keempat partai tersebut merupakan pengusung pasangan poros Cikeas.

Yunarto menuturkan solidnya pendukung Parpol yang mengusung Agus-Sylvi ditengarai dengan satu faktor kuat yakni hubungan "darah" dari sesama partai pendukung Agus-Sylvi.

"Cukup bulat karena ada faktor keturunan juga yah, Agus merupakan putra SBY, PAN yang mendukung Agus-Sylvi juga memiliki ikatan keluarga dengan SBY, wajar jika para pendukungnya juga solid," jelas Yunarto.

Baca Juga: Dampak Pilgub Jakarta Tidak Signifikan di Jatim

"Sedangkan Ahok, bagaimanapun bukan kader PDIP langsung sementara Agus adalah putra dari sentral kekuasaan yang ada di Demokrat yang menyebabkan bulat suara mesin politik partai itu sangat kuat ada Partai Demokrat," imbuhnya.

Namun dia enggan mengomentari alasan pendukung partai Golkar justru berpindah haluan mendukung pasangan Anies-Sandi. "Enggak tahu kenapa Partai Golkar ke Anies, silakan ditanyakan," pungkasnya.

Di sisi lain, Kejaksaan Agung (Kejagung) masih terus meneliti berkas perkara Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok). Kelengkapan berkas perkara Ahok bakal diputuskan paling lambat, Rabu (30/11).

Baca Juga: Anies-Sandi Menang, Wanita Ini Siap Tepati Janji Potong Payudara, Ruhut Janji Potong Kuping

"Sampai sekarang masih diteliti. Kami akan segera menentukan sikap. Paling lambat besok pagi. Sekarang masih terus bekerja untuk meneliti," kata Kapuspenkum M Rum di Kejagung, Jakarta, Selasa (29/11).

M Rum membantah adanya kendala atau tekanan untuk memutuskan lengkap apa tidaknya berkas perkara Ahok. Dia beralasan, timnya ingin memaksimalkan waktu agar keputusan yang diambil berdasarkan kinerja yang optimal.

"Enggak ada kendala, batas waktu dua pekan. Kita coba minimalkan dan optimalkan kerja kita karena banyak imbauan lebih cepat lebih baik dilimpahkan ke Pengadilan," ujar dia.

Baca Juga: Siapkan Konferensi Pers '#Ba2ukiDjarotMenang', Ahok-Djarot Ucapkan Selamat pada Anies-Sandi

Siang tadi, mobil dinas Kapolri Jenderal Tito Karnavian terlihat mendatangi Kejagung. Namun, belum diketahui apakah Tito berada di Kejagung apa tidak.

Saat dikonfirmasi hal itu, M Rum mengaku tidak mendapat informasi terkait kedatangan Tito. Dia hanya menegaskan pihaknya masih terus meneliti berkas perkara Ahok.

"Saya kurang dapat info tentang itu (Kapolri Tito mendatangi Kejagung). Tapi yang jelas kami terus meneliti kelengkapan berkas formil dan materiil itu," pungkas M Rum seperti dilansir Merdeka.com.(mer/jpnn/yah/lan)

Baca Juga: Sikapi Pilkada DKI Jakarta, Ini Hasil Pertemuan Ulama PPP Jatim

Sumber: merdeka.com/jpnn.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO