SURABAYA
(BangsaOnline) - Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur
meminta pemerintah melakukan intervensi pertumbuhan minimarket yang menjamur
hebat di tengah-tengah masyarakat. Caranya, dengan membuat kebijakan yang
memberi peluang pedagang kecil agar mampu bersaing.
Ketua Lembaga Perekonomian NU Jatim Arif Afandi mengatakan, saat ini keberadaan
minimarket seperti Indomaret dan Alfamart tidak bisa lagi dicegah. Lebih-lebih
menghadapi era pasar bebas. "Yang menjadi masalah minimarket seperti
Indomaret dan Alfamart pemiliknya perseorangan," ujarnya ditemui di JX
Internasional Surabaya, Rabu (25/6/2014).
Karena tidak bisa dicegah, maka yang harus dilakukan adalah membuka peluang
bagi masyarakat dan pedagang tradisional agar bisa bersaing dengan pasar-pasar
modern yang menggurita itu. "Perlu ada intervensi dari pemerintah.
Misalnya membantu dalam hal pengembangan produk-produk masyarakat," kata
Arif.
NU sendiri, lanjut mantan Wakil Wali Kota Surabaya itu, melalui lembaga
perekonomiannya sudah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi itu. Salah satunya
dengan membangun toko-toko modern atau ritel, yang bersaing dengan
minimarket-minimarket yang ada. "Cuma bedanya ritel-ritel yang dibangun NU
kepemilikannya komunitas, bukan persorangan," tandasnya.
"Sementara ini ritel milik NU yang sudah berdiri ada di Sidoarjo.
Ditargetkan dalam waktu dekat seluruh kecamatan di Sidoarjo dan Surabaya sudah
berdiri. Ritel NU ini memang basisnya kecamatan," tambah Arif.
Dia berharap, pemerintah ikut berperan dalam program pemberdayaan ekonomi NU
tersebut. Di antaranya memberikan pinjaman bergulir kepada pedagang kecil dalam
kepemilikan saham di ritel NU tersebut. "Nanti pedagang-pedagang klontong
bisa masuk ke situ," pungkas mantan Pimpinan Redaksi Jawa Pos itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News