PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Puluhan seniman reyog Ponorogo menggelar unjuk rasa bersama dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), GP Ansor dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Ponorogo di seputaran Alun-alun Ponorogo, Sabtu (06/05). Demo itu digelar untuk menuntut pemerintah agar membubarkan organisasi Islam radikal yang dinilai memiliki paham menentang Pancasila.
Dalam aksinya, para seniman Reyog sambil membawa puluhan dadak merak berorasi bersama dengan elemen pemuda. "NKRI harga mati dan tolak ormas penentang Pancasila," pekik para peserta aksi.
Baca Juga: Salam Lintas Agama Dihukumi Haram Tak Terkait Intoleran
Menurut koordinator lapangan unjuk rasa tersebut, Heru Gondrong, aksi itu dilatarbelakangi keresahan terhadap keberadaan ormas Islam yang anti terhadap Pancasila.
“Kalau menganggap Pancasila itu thogut dan NKRI adalah negara kafir maka silakan pergi dari bumi pertiwi Indonesia ini. Pemerintah juga harus tegas untuk membubarkan ormas yang radikal dan anti terhadap Pancasila sebagai ideologi negara tersebut, karena mereka secara terang-terangan melakukan makar,” tegas Heru.
"Kami dari seniman reyog bersatu dengan elemen lain untuk satu suara bahwa NKRI adalah harga mati, Pancasila Jaya dan Bhineka Tunggal Ika adalah Indonesia," imbuh Heru.
Baca Juga: Tim Seni Reog Barongan dari UTM Tampil Atraktif di Malaysia
“Para pendiri negara atau founding father telah sepakat atas ideologi Pancasila yang mempersatukan Nusantara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Jika tidak sepakat maka silakan buat negara sendiri dan pergi dari Indonesia,” pungkas aktivis salah satu LSM di Ponorogo ini.
Sementara Mbah Pur Warok Gendheng, salah satu seniman reyog, dalam kesempatan itu menyebut bahwa Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI adalah organisasi yang menentang pancasila. Untuk itu, Mbah Pur meminta agar dibubarkan karena tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
“Ini merupakan bentuk keprihatinan kami karena HTI terus merongrong bumi Indonesia dengan konsepnya jelas-jelas melanggar konstitusi dan ideologi Pancasila,” ujar Mbah Pur.
Baca Juga: Meriahkan Hari Jadi ke-78 Jawa Timur, Bakorwil Madiun Gelar Mataraman Art Festival 2023
"Hati kami sebagai seniman dan warga Indonesia tergugah, bahwa apapun HTI itu dan siapapun di belakangnya HTI harus dibubarkan karena tidak sesuai dengan ideologi yang telah disepakati para pendiri bangsa. Padahal di dalam Pancasila ada sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Jika mereka menentang Pancasila berarti tidak sepakat akan ke-Esaan Tuhan," pungkas Mbah Pur. (yah/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News