SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Hutang membuat Sukistono kelimpungan. Kuli bangunan itu akhirnya memilih cara pintas untuk mendapatkan uang. Lelaki 50 tahun tersebut nekat mencuri. Nahas, aksinya juga tidak berjalan mulus. Bapak tiga anak itu justru harus menghuni bui.
Ceritanya, pelaku melancarkan aksinya di Desa Trosobo, Taman, Sabtu (12/8). Sukistono tidak asing dengan lokasi sasarannya. Hampir satu bulan dia menjadi kuli bangunan di salah satu rumah warga. Nah, modal hafal lokasi membuatnya percaya diri untuk mencuri.
Baca Juga: Dikejar Warga, Maling Gondol Pickup Terguling di Raya Porong
Sukistono mendatangi desa tersebut sekitar pukul 03.30 WIB. Dia sengaja memilih dini hari karena situasinya sepi. Dengan mengendarai motor Honda Astrea bernopol L 3083 EM, Sukistono mendatangi toko sembako milik Sujarwo. “Tokonya tidak dikunci. Beberapa kali pernah beli di sana,” ujar Sukistono di Mapolsek Taman, Minggu (13/8).
Dengan mengendap-endap, pelaku masuk ke dalam toko. Lalu, mengambil belasan slop rokok di etalase. Sukistono juga mengembat tabung elpiji 3 kilogram. Bukan hanya satu, tetapi lima buah sekaligus. Di atas motor, dia kebingungan mengangkut semua barang curian itu. “Enggak cukup, bawanya kesulitan,” katanya.
Eh, di saat bingung menata barang curian agar bisa terbawa semua, ada warga yang melintas. Namanya Moh. Asrofi. Lelaki 39 tahun itu curiga dengan barang bawaan Sukistono. Terlebih, pintu toko sembako tidak jauh dari tempatnya menata tabung elpiji dalam keadaan terbuka. Padahal, lampunya belum menyala. “Saksi berteriak maling sehingga warga berdatangan,” tutur Kapolsek Taman Kompol Sudjut.
Baca Juga: Beraksi 2 Kali, Pelaku Curanmor Asal Kediri Dibekuk
Sujarwo dan keluarganya juga terbangun dengan teriakan tersebut. Mereka lantas keluar rumah. Warga kemudian memberitahu bahwa toko sembakonya baru saja dibobol pelaku. “Pelaku diamankan anggota yang sedang patroli,” ucap perwira polisi dengan satu melati di pundak itu.
Sudjut mengatakan, pelaku adalah pemain baru. Modus pencuriannya tidak tertata. Sukistono justru bingung membawa barang curian menjadi alasannya. “Kepepet karena banyak hutang. Upah sebagai kuli bangunan tidak mencukupi,” jelasnya. (cat/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News