PACITAN, BANGSAONLINE.com - Kemajuan teknologi dalam berkomunikasi memang lebih mempermudah akses ke segala bentuk informasi. Namun di sisi lain, kecepatan informasi yang muncul melalui media sosial (medsos) yang ada saat ini belum tentu akurat dan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Apalagi saat ini marak hoax atau informasi palsu yang terkadang justru dapat memicu masalah.
Baca Juga: Tanah Longsor Kembali Melanda Sejumlah Wilayah di Pacitan
Salah satu informasi yang cukup rawan dan harus disikapi secara empiris salah satunya terkait kebencanaan. Baik itu bencana alam, ataupun bencana sosial. Sebab informasi yang tidak akurat dan jelas akan memunculkan data dan kepanikan bagi masyarakat yang membaca.
Menindaklanjuti hal tersebut, BPBD Pacitan mengimbau kepada masyarakat luas untuk lebih bijak menyebar informasi terkait bencana di daerahnya, apalagi melalui medsos.
"Prinsip 5W dan 1H itu tetap harus dipegang, karena berita yang masuk di medsos menjadi satu informasi masyarakat. Kasihan seandainya ada keluarga dari jauh yang panik jika melihat kabar bencana daerah, namun tidak jelas," kata Windarto, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pacitan, Kamis (9/11).
Baca Juga: Abrasi Bantaran Sungai Grindulu di Desa Mentoro Ancam 64 Kepala Keluarga
Senada, menurut Sekretaris BPBD Ratna Budiono, informasi sekecil apapun terkait bencana memang harus disampaikan. Namun untuk dikeluarkan ke publik harus dilengkapi terlebih dahulu.
"Terima semua informasi terkait bencana. Kumpulkan dan olah, baru sampaikan kepada masyarakat. Prinsipnya mencari, menerima, mengolah dan menyampaikan. Itu harus cepat, gandeng semua moda yang ada, awak media, organisasi massa. Karena mereka adalah bagian dari masyarakat," jelasnya.
"Masyarakat lewat sosmed mempunyai kemerdekaan untuk menyampaikan apapun. Namun jika sumber dan keterangan belum jelas diharapkan untuk lebih bisa menahan diri," pungkasnya. (pct1/yun/rev)
Baca Juga: Belasan Titik Jalur Arjosari-Purwantoro Mengalami Longsor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News