Air Luapan Bengawan Solo Berangsur Surut, Pengungsi Kembali ke Rumah

Air Luapan Bengawan Solo Berangsur Surut, Pengungsi Kembali ke Rumah Meski air banjir masih satu meter, beberapa pengungsi ada yang sudah kembali ke rumah meraka.

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Banjir luapan air Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berangsur surut setelah Tinggi Muka Air (TMA) sungai terpanjang di pulau Jawa itu surut, Sabtu (24/2).

Meski surut, puluhan desa yang tersebar di sejumlah kecamatan masih direndam air banjir setinggi 50 centimeter hingga 1 meter. Selain itu ratusan jiwa juga masih mengungsi di tempat-tempat yang telah disediakan pemerintah setempat.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo, meski TMA Bengawan Solo turun, namun masih pada posisi siaga II (siaga kuning) dengan ketinggian air 14.43 peilschall pada, Sabtu malam (24/2).

(Tampak seorang pengungsi ketika mengunjungi rumah yang mereka tinggal.)

Sehingga, lanjut dia, kondisi air masih tercatat tinggi. Karena itu, ia mengimbau masyarakat tetap waspada. Andik juga memperkirakan luapan air Sungai Bengawan Solo masih bisa terjadi lagi mengingat cuaca ekstrem masih terjadi.

"Curah hujan lokal dan hulu Bengawan Solo (Madiun, Ngawi, Ponorogo dan daerah di Jawa Tengah, red) masih akan terjadi selama beberapa hari ke depan. Kiriman air di hilir Bojonegoro masih memungkinkan terjadi, oleh karena itu kami tetap siap siaga," ujarnya.

Andik menjelaskan, dihari kedua banjir ini jumlah jiwa yang mengungsi masih 300-an orang. Para pengungsi di sekitar wilayah Kota Bojonegoro dipusatkan di Gedung Serbaguna, dan beberapa titik pengungsian di masing-masing kecamatan yang dilanda banjir.

"Banjir bergeser ke hilir Bengawan Solo Bojonegoro, yakni Kecamatan Baureno. Ada tiga desa yang tergenang parah diantaranya Desa Tanggungan, Kalisari dan Kadungrejo," jelasnya.

Selain Kecamatan Baureno Bojonegoro, banjir luapan air Sungai Bengawan Solo juga menggenangi wilayah Kabupaten Lamongan dan Gresik yang posisinya di ujung Sungai Bengawan Solo.

Andik Sudjarwo menambahkan, pihaknya belum bisa menotal jumlah kerugian material akibat banjir besar di awal tahun 2018 ini. Lanjut dia, petugas BPBD dan camat masih menginventarisir jumlah kerugian di lapangan.

"Beruntung tidak ada korban jiwa," katanya menambahkan. (nur/ns)