​Warga Klantingsari Minta Pilkades Diulang, Pilkades Sidokepung Dilaporkan Polisi

​Warga Klantingsari Minta Pilkades Diulang, Pilkades Sidokepung Dilaporkan Polisi Ricuh pemilihan kepala desa (Pilkades) di Desa Klantingsari, semakin memanas. Massa pendukung calon Kades Suherno Widiyanto menggelar aksi di kantor desa, Senin (26/3).

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Ricuh pemilihan kepala desa (Pilkades) di Desa Klantingsari, semakin memanas. Massa pendukung calon Kades Suherno Widiyanto menggelar aksi di kantor desa, Senin (26/3). Dalam tuntutanya, mereka meminta panitia mengulang serta mengganti sistem pemilihan.

Sebanyak seratus pendukung Suherno mulai berdatangan di balai desa pukul 09.00 WIB. Mayoritas merupakan perempuan dan anak-anak. Dalam unjuk rasa tersebut, mereka membentangkan puluhan poster bertuliskan kecaman pada panitia. Salah satu meminta pemilihan diulang karena banyak permasalahan.

Suherno ikut dalam aksi tersebut. Calon kades nomor urut dua itu didampingi oleh Kuasa Hukumnya, Dimas Yemahura. Kedatangan massa itu diterima oleh panitia pemilihan dan Sekretaris Kecamatan Tarik, Rudi Setiawan.

Dimas menjelaskan aksi itu digelar sebagai bentuk solidaritas pada Suherno. Sebab dalam pilkades serentak Minggu (25/3) kemarin, warga Dusun Bokongisor itu diduga dicurangi oleh panitia.

Ada sejumlah bukti kecurangan yang diungkap oleh Dimas. Pertama yakni antrian pemilih. Saat hari pemilihan, antusiasme warga dalam mengikuti kegiatan sangat tinggi. Mereka berjubel berdesakan memenuhi balai desa.

Melubernya pemilih itu membuat panitia lengah. Dimas mengatakan pihaknya melihat langsung antrian warga tidak teratur. "Sehingga ada kemungkinan warga yang tidak terdaftar dalam DPT ikut masuk dan memilih," paparnya.

Kecurangan kedua yakni dari sistem pemilihan. Desa Klantingsari merupakan satu dari 14 desa di Sidoarjo yang menerapkan sistem pilkades e-voting. Menurut Dimas sistem itu bagus, namun kurang tersosialisasi ke warga. "Banyak yang belum paham e-voting," jelasnya.

Persoalan yang paling krusial yakni perbedaan antara jumlah warga yang hadir dengan jumlah pemilih. DPT di Desa Klantingsari totalnya 3.121 orang. Dari catatan panitia warga yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 2.724 orang. Yang tidak datang mencapai 397 orang.

Dari hasil pilkades, calon pertama Wawan Setyo Budi Utomo memenangkan pertarungan tersebut. Dia berhasil mengumpulkan suara 1.482. Sedangkan Suherno hanya mampu mendapatkan 1.274. Selisihnya terpaut 208. Dimas mengatakan ketika menjumlahkan hasil suara Wawan dan Suherno plus warga yang tidak masuk, hasilnya angka yang didapatkan melebihi DPT. "Selisihnya 36," ucapnya.

Setelah memaparkan indikasi kecurangan itu, panitia pemilihan desa, kuasa hukum serta Kecamatan menggelar rapat tertutup. Hasilnya pihak Suherno membuat nota keberatan terkait Pilkades Klantingsari.

Dimas membacakan nota tersebut di hadapan warga. Ada tiga poin tuntutan. Pertama Perangkat komputer e-voting dianggap gagal. Karena hasil Pilkades yang didapatkan ternyata ada selisih. Kedua panitia terindikasi curang. Karena memasukkan orang yang tidak terdaftar dalam DPT. Poin yang ketiga meminta pilkades diulang.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO