KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto akan menggunakan metode membran dalam pekerjaan sambungan baru eksplorasi gas metan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan. Upaya menangkal penguapan gas dengan bilah plastik ini diklaim lebih jitu mengamankan potensi energi alternatif pengganti elpiji yang telah bertahun-tahun memberikan manfaat ke warga sekitar TPA.
Cara ini diharapkan bisa memperbanyak jumlah sambungan baru yang semula diperkirakan 100 sambungan menjadi 200 sambungan baru. "Produksi sampah organik kita mencapai 45 ton per hari. Jumlah tersebut lebih dari cukup untuk membuat 200 sambungan baru dengan penggunaan metode membran," ujar Kepala DLH Kota Mojokerto Amin Wakhid, Rabu (28/3).
Baca Juga: TPA Karangdiyeng Overload, Bupati Mojokerto Ajak Warga Bijak Kelola Sampah
Amin menjelaskan sistem membran ini telah diadopsi Pemkab Pamekasan, Madura sejak beberapa waktu lamanya. Sistem membran ini, katanya, adalah menggunakan bilah-bilah plastik yang ditempatkan pada tumbuhan sampah organik sehingga mengurangi potensi penguapan.
"Dengan sistem membran, gas produksi gas akan lebih besar disamping lebih efektif untuk mengurangi penguapan. Kita akan memakainya di lahan baru kita ada seluas 2 hektaran," tandasnya.
Menurut ia, potensi gas di TPA Randegan sebenarnya bisa lebih dua kali lipat dari saat ini. Kata ia, sekarang kandungan gasnya lebih banyak yang menguap daripada yang terpakai. "Karenanya kita butuh sistem membran untuk menghambat penguapan. Persiapan lahan di lokasi baru TPA," tukasnya.
Baca Juga: Hari Bumi, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Berakhir di TPA
Mantan Kadisperindag ini mengatakan pekerjaan tersebut akan dilaksanakan tahun ini. "Anggarannya sebesar Rp 140 juta dan telah ada dalam APBD 2018. Tahun ini terealisasi," imbuhnya.
Pihak DLH, lanjutnya, tidak kesulitan memilah bahan baku gas alam ini. "Sistem pengolahan sampah kita sudah modern. Sampah telah diurai di TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Jadi yang masuk TPA adalah sampah yang sudah buang dan langsung bisa digunakan untuk produksi gas metan," pungkasnya.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto tahun 2018 ini akan memperbesar eksplorasi gas metan di TPA Randegan. Upaya mendongkrak potensi gas alam tersebut diharapkan dapat menjangkau lebih banyak distribusi gas ke warga.
Baca Juga: Timbulkan Bau Menyengat, Warga Minta Tiga TPS Direlokasi
Semula pihak DLH memproyeksikan kandungan gas di TPA tersebut dapat digunakan untuk menjangkau 75 persen sambungan baru. Saat ini pihak DLH telah mensuplai gas metan gratis bagi 24 warga di kisaran TPA. Proyek ini telah berjalan bertahun-tahun, dan pengembangannya masih terkendala minimnya instalatir.
Meski demikian, energi alternatif elpiji tersebut tak bisa maksimal. Pasalnya, kemampuan kompresor yang ada tak bisa digunakan sepanjang hari. "Operasional saat ini hanya 10 jam karena kemampuan kompresor kami yang terbatas. Dengan pelaksanaan sambungan yang baru maka kami akan mengaliri gas 24 jam non stop tahun depan," pungkasnya. (yep/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News