Telepon Menko Maritim, Khofifah Sampaikan Curhat Petani Garam

Telepon Menko Maritim, Khofifah Sampaikan Curhat Petani Garam Cagub nomor 1 Khofifah Indar Parawansa saat menelepon Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar Pandjaitan, saat berdialog dengan petani garam Pakal, Senin (2/4).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Calon gubernur Jawa Timur nomor 1 Indar Parawansa melanjutkan navigasi dengan ngobrol bersama petani garam di Pakal, Kecamatan Benowo, Senin (2/4). berdialog bersama petani tambak yang menceritakan tentang keluhannya terkait kondisi garam di Indonesia yang memberatkan petani. Terutama adanya kebijakan impor garam konsumsi, dan juga masalah penurunan harga.

Seperti langkah di Blitar bersama peternak telur dan juga saat di Jombang bersama petani padi, dirinya menelepon menteri republik Indonesia agar bisa mengatasi masalah masyarakat di lapangan. Saat bersama petani garam Pakal, ini giliran Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar Pandjaitan, yang ditelepon dan diskusi menyelesaikan masalah yang ada di tataran petani garam.

Baca Juga: Isi Hari Tenang Kampanye, Khofifah-Emil Ziarah ke Makam KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur

Abdul Kholid, Ketua Petani Garam Pakal adalah orang yang berbincang langsung dengan Luhut. Dalam pembicaraan yang juga disampaikan di depan tersebut dirinya mengeluhkan beberapa masalah yang dihadapi para petani garam.

"Saat ini harga garam Rp 300 ribu per ton. Padahal total biaya operasional pengangkutan dari tambak ke jalan raya, karung dan semuanya selalu di atas Rp 120 ribu per ton," kata Kholid.

Dirinya ingin agar ada kebijakan yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani garam. Terutama saat panen raya. Yang sering terjadi adalah harga garam di pasar jauh anjlok. Padahal justru sedang panen raya.

Baca Juga: Ngalap Berkah Lewat Sholawatan di Bangkalan, Khofifah Ajak Warga Tak Golput

"Nyatanya saat ini saat panen raya, ada gelontoran garam impor. Banyak garam konsumsi juga diimpor. Izinnya berapa yang didatangkan berapa sering kali lebih dari yang diizinkan," tegasnya.

Tidak hanya soal itu, Kholid juga meminta agar untuk garam ada harga eceran tertinggi dan batas atas batas batas bawah. Agar bisa ada penyejahteraan masyarakat dari kalangan petani garam.

Usai berbincang langsung dengan Menteri Luhut, dirinya mengaku senang dengan langkah yang respinsif dan mengatasi masalah langsung. "Bagus, hebat. Kami ini se-Pakal, petani tambak, dan se-Surabaya ingin agar Ibu jadi gubernur. Kalau sudah jadi gubernur jangan sampai melupakan kami," kata Kholid.

Baca Juga: Gelar Doa Bersama Sambut Kemenangan, Puluhan Ribu Masyarakat Siap Kawal Suara Khofifah-Emil

Saat diwawancara mengatakan ada banyak hal yang bisa ia jadikan hasil navigasi program. Menurutnya ia sengaja menghubungi pejabat pengambil keputusan utama seerti menteri untuk mempercepat penyelesaian masalah di lapangan.

"Saya memang beberapa kali begini saat melakukan kunjungan, saya mencoba komunikasi ke orang yang membuat kebijakan utama. Dan alhamdulillah bersambung ke Pak Menko Maritim," kata .

Dari curhatan petani garam tersebut sudah tersampaikan terkait pengajuan harga eceran tertinggi, di mana mereka ingin agar harga garam bisa di atas Rp 1000 per kilogramnya.

Baca Juga: Relawan Jari Mata Siap Kawal Kemenangan Khofifah-Emil Hingga Akhir

"Mereka bisa dapat untung kalau harga garam di atas seribu. Sebenarnya presiden sudah menetapkan harga bisa Rp 1500 kilogram, namun nyatanya mereka mengalami harga Rp 300 per kilogramnya. Kalau seperti ini mereka tidak laba," kata .

Begitu juga dengan masalah impor garam, menurutnya memang harus dilakukan telaah lebih lanjut dan detail. Terutama terkait data produksi garam Jawa Timur berapa dan juga kebutuhannya berapa.

"Kebutuhan garam konsumsi berapa, kalau masih terpenuhi dengan ketersediaan produksi lokal, jangan sampai impor, apalagi kalau saat panen garam," kata .

Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%

Tidak hanya itu, menyampaikan bahwa ke depan komitmennya adalah menguatkan plasma. Sebab tidak semua petani garam adalah petanj besar, sehingga petani kecil juga masih bisa survive. "Presiden menekankan prioritas segera swasembada. Dan menghentikan impor garam industi di tahun 2020. Kalau sudah tidak impor, pola yang lebih sustain harus terus disinergikan," kata . (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO